Kasus Infeksi Virus Corona di India Bak Tsunami

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW DELHI – Rumah sakit rujukan COVID-19 di India bukan hanya kewalahan dalam menangani pasien terinfeksi virus corona, melainkan juga mengalami kelangkaan oksigen.

Pada Sabtu (24/4), kasus positif virus corona di India kembali meroket, yakni 349,313 kasus per hari! Angka ini membuat India berada dalam cengkeraman gelombang kedua virus corona yang lebih mematikan dan menetapkan rekor dunia baru.

Max Healthcare, yang menjalankan jaringan rumah sakit di India utara dalam akun Twitter-nya berkicau bahwa oksigen tersisa kurang dari dua jam. Sementara Fortis Healthcare, jaringan besar lainnya mengatakan, pihaknya menangguhkan penerimaan baru di Delhi.

“Kami menjalankan cadangan, menunggu persediaan sejak pagi,” kata Fortis, melansir Reuters, Minggu, 25 April 2021.

Pemerintah telah mengerahkan pesawat dan kereta militer untuk mendapatkan oksigen ke Delhi, baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk Singapura.

Hingga saat ini, kasus virus corona di India mencapai16,951,769 dengan angka kematian mencapai 192,310. Angka kematian ini menempatkan India sebagai negara dengan kematian tertinggi kedua setelah Amerika Serikat dengan total 585,880.

Rumah sakit di Delhi bahkan telah pergi ke pengadilan tinggi kota untuk meminta pemerintah negara bagian dan federal membuat pengaturan darurat untuk pasokan medis, terutama oksigen.

“Ini tsunami. Bagaimana kita mencoba membangun kapasitas?” kata pengadilan tinggi Delhi meminta pemerintah negara bagian dan federal merespons permohonan pihak rumah sakit.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini