MATA INDONESIA, JAKARTA-Skema normal atau pelaksanaan secara offline untuk program kartu prakerja bakal dilakukan.
“Fokus utama skema normal bukan lagi pada bantuan sosialnya seperti yang dijalankan sebelumnya, tapi akan fokus kepada peningkatan skill (ketrampilan) penerimanya,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin, Jumat 1 Juli 2022.
Kendati biaya pelatihan akan menjadi lebih besar dan pelatihan dapat dilakukan secara offline dan online, namun lanjut Rudy, pelaksanaan Kartu Prakerja akan lebih mendorong pelatihan offline.
Skema normal berfokus pada peningkatan ketrampilan penerima dan bukan lagi semi bansos, di mana bantuan biaya pelatihan akan lebih besar dari insentif yang diberikan.
Melalui Program Kartu Prakerja dengan skema normal, pemerintah mendorong pelatihan-pelatihan dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan pasar. Pelatihan juga dapat dilakukan secara offline, online, dan hybrid.
“Selama dua tahun program ini berjalan, Kartu Prakerja telah sukses dijalankan dengan baik. Tentunya dengan kesuksesannya, harapan yang sangat tinggi juga diemban untuk keberlanjutan ke depannya,” ujar Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede.
Kartu Prakerja terbukti memberikan dampak positif bagi penerima manfaat program dan dinilai mampu mentransformasi postur pasar kerja di Indonesia.
Berbagai hasil survei evaluasi dan riset yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei eksternal maupun lembaga luar negeri sejak tahun 2020-2022, menemukan bahwa program tersebut berdampak positif dalam meningkatkan keterampilan dan kebekerjaan penerima manfaat.
Survei dan riset membuktikan bahwa 30 persen penerima Kartu Prakerja yang sebelumnya menganggur, kini telah bekerja atau berwirausaha. Kemudian 90 persen penerima manfaat juga mengalami peningkatan kompetensi, produktivitas, daya saing, dan keterampilan kewirausahaan.