Judul Buku Kartini Terinspirasi Surah Al Baqarah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejarah yang salah telah mencekoki kita bahwa J.H. Abendanon, seorang Belanda, adalah sosok di balik pemikiran bernas Raden Ajeng Kartini sehingga jadilah Buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang.’ Namun, banyak fakta mengungkapkan ide buku itu justru berasal dari Surah Al Baqarah, hasil Kartini mengikuti pengajian Kiai Soleh Darat selama setahun.

Ya, Kartini memang perempuan yang melampaui masanya, bahkan pemikirannya dalam Islam yang juga menarik hatinya.

Kartini mengetahui ada banyak surah dalam Al Quran, terutama Al Fatihah yang dia sebut sebagai ayat pembuka. Pada suatu ketika saat pamannya di Demak mengadakan pengajian dengan memanggil guru masyhur pada masa itu, Kiai Soleh Darat, Kartini tidak menyia-nyiakan kesempatan menimba ilmu Islam.

Seperti dikisahkan cucu KH Soleh Darat, Fadhilah Soleh yang dilansir laman gomuslim.co.id, saat itu sang kakek sedang menjelaskan tafsir surah Al Fatihah. Kartini yang duduk di bagian perempuan paling pojok pendopo rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat menyimaknya dengan khusuk.

Usai pengajian, Kartini meminta Pangeran Ario, pamannya, menemani bertemu kiai kharismatik yang juga menjadi guru tokoh besar seperti Hasyim Ashari dan Ahmad Dahlan.

Di hadapan sang kiai, Kartini melontarkan pertanyaan yang tidak mungkin berani dilakukan perempuan lain pada masa itu.

“Kyai, perkenankan saya bertanya bagaimana hukumnya apabila seorang berilmu menyembunyikan ilmunya?” ujar Kartini membuka dialog.

Kyai Sholeh pun tertegun. “Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?” Kyai Sholeh balik bertanya.

“Kyai, selama hidupku baru kali ini aku berkesempatan memahami makna surat Al Fatihah, surat pertama dan induk Al Quran. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku. Bukan buatan rasa syukur hati ini kepada Allah. Namun, aku heran mengapa selama ini para ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran ke dalam Bahasa Jawa. Bukankah Al Quran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?” begitu lontaran pemikiran Kartini yang menggugah Kiai Soleh Darat.

Peristiwa itu, ternyata menginspirasi kedua tokoh tersebut untuk membuat perubahan yang signifikan dalam Islam terutama di Jawa. Kartini mendapat pencerahan spiritualitas yang tinggi, sedangkan Kiai Soleh Darat mendapat insipirasi ‘mengislamkan orang Jawa.’

Akhirnya dia membuat tafsir Al Quran berbahasa Jawa dengan aksara Arab pegon diberi judul, “Faidlur Rahman fi Tafsiril Quran.” Buku itu pun dihadiahkan kepada Kartini.

Sejak itu Kartini sangat dipengaruhi Islam. Sehingga bukunya yang terkenal “Habis Gelap Terbitlah Terang” sebenarnya terinspirasi dari Surah Al Baqarah ayat 257, “Minazh-Zhulumaati ilan Nuur.”

Sebenarnya pernyataan yang sering dilontarkan Kartini semasa hidupnya adalah “Dari Gelap Menuju Cahaya,” seperti tafsir Al Baqarah ayat 257; “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan  kepada cahaya.”(Q.S:2:257).

Namun Armijn Pane mengubahnya saat mengkodifikasi surat-surat Kartini menjadi judul buku yang kita kenal selama ini.

Bahkan dalam surat-suratnya kepada Abendanon, Kartini dikabarkan berulang kali mengungkapkan keinginannya membuka wawasan bangsa lain terhadap Islam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kondusifitas Kamtibmas Pilkada Papua 2024 Terjamin, Aparat Keamanan Mantapkan Kesiapan

PAPUA — Kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua 2024 terjamin, seluruh jajaran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini