MINEWS, JAKARTA – Presiden Joko Widodo memberikan diskon pajak besar-besaran bagi para investor dan pengusaha di tanah air.
Beleid atau peraturan tersebut mengatur pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 200 persen kepada perusahaan yang menginvestasikan sebagian modalnya untuk pendidikan dan vokasi.
Insentif khususnya diberikan bagi perusahaan yang bergerak di 36 kompetensi yang sudah ditentukan pemerintah. Selain itu, beleid tersebut juga mengatur pengurangan pajak sampai 300 persen bagi perusahaan yang menginvestasikan sebagian modalnya untuk riset dan pengembangan (R&D).
Menanggapi hal ini, analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai dampak dari peraturan tersebut cukup positif bagi dunia bisnis tanah air karena mengurangi beban pajak dalam jumlah besar. Alhasil banyak perusahaan yang beban pajaknya besar akan terpangkas sehingga kinerja akan kian membaik.
William juga mengungkapkan bahwa di satu sisi, pajak merupakan penerimaan negara, maka pemangkasan pajak tentu dapat menurunkan pendapatan negara.
Namun, menurutnya, di sisi lain justru membuka pintu bagi investasi asing. Misalkan bisa membantu mempercepat pembangunan infrastruktur yang sedang dikebut pemerintah.
Dari sisi saham, ia menjagokan saham-saham yang memiliki riwayat pergerakan yang stabil atau istilah kerennya saham blue chips. Alasannya karena para investor di pasar modal tentu menyambut baik kebijakan pemerintah ini sehingga berpengaruh bagi saham saham-saham ini.
Saham-saham tersebut diantaranya,
1. Bank BCA (kode saham: BBCA) dengan target harganya di jangka panjang di level Rp 33.000 per lembar.
2. Bank BRI (BBRI) dengan target harganya di jangka panjang di level Rp 5.000 per lembar.
3. Jasa Marga (JSMR) dengan target harganya di jangka panjang di level Rp 6.000 per lembar.
4. Wijaya Karya (WIKA) dengan target harganya di jangka panjang di level Rp 2.500 per lembar.
5. MNCN dengan target harganya di jangka panjang di level Rp 1.500 per lembar.
6. Bank BTN (BBTN) dengan target harganya di jangka panjang di level Rp 2.700 per lembar.
7. Telkom (TLKM) dengan target harganya di jangka panjang di level Rp 5.000 per lembar.
8. Indosat (ISAT) dengan target harganya di jangka panjang di level Rp 3.400 per lembar.
(Krisantus de Rosari Binsasi)