MINEWS.ID, TULUNGAGUNG – Bukan hanya jemaah Naqsabandiyah, jamaah Al Muhdlor yang tersebar di berbagai daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, juga sudah Shalat Idul Fitri hari ini Senin 3 Juni 2019.
Mereka menyelenggarakan shalat di Masjid Nur Muhammad, Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Jamaah itu adalah pengikut ajaran Habib Sayyid Ahmad Bin Salim Al Muhdlor. Shalat Ied di masjid itu di imami Habib Hamid Bin Ahmad Al Muhdlor, pengasuh pondok pesantren Al Khoiriyah.
Dia adalah putra almarhum Habib Sayyid Ahmad bin Salim Al Muhdlor. Keluarga tersebut diyakini memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW.
Meski begitu jemaah Al Muhdlor tetap berpuasa selama 30 hari. Sebab mereka mengawali puasa dua hari lebih awal dari umat Islam pada umumnya.
Seperti dilansir antara, Habib Hamid menolak Shalat Ied mereka diabadikan atau diliput media.
“Kami ingin menjalani ibadah dengan tenang dan tidak perlu menjadi sorotan yang nantinya justru memicu perdebatan di masyarakat karena kami menjalani ibadah shalat Ied lebih awal dibanding umat Islam pada umumnya,” kata Habib Hamid.
Habib Hamid mengatakan, penganut ajaran Al Muhdlor tidak hanya ada di Tulungagung dan sekitarnya. Tapi juga tersebar di sejumlah daerah di Indonesia dan berjejaring hingga ke Mesir.
Kendati berbeda aliran dalam pelaksanaan puasa dan Lebaran, tradisi yang dianut ajaran Al Muhdlor di Tulungagung sangat lekat dengan tradisi Nahdliyyin (NU). Menurut Habib Hamid latar belakang Al Muhdlor berasal dari keluarga Nahdliyyin.
Jamaah Al Muhdlor yang mengikuti shalat id tidaklah banyak. Jumlahnya hanya puluhan dan mendekati angka seratusan menurut penuturan beberapa warga dan jamaah setempat. Namun mayoritas bukan warga sekitar, melainkan para pengikut yang datang dari jauh.
Kendati berbeda keyakinan dalam hal penentuan 1 Syawal (Lebaran), warga sekitar mengatakan hubungan mereka tetap baik.