Isu Anies Terima Rumah Mewah, Ferdinand: Tinggal Dibantah Kalau Memang Tidak Benar

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Isu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait gratifikasi rumah mewah di kawasan Kebayoran Baru mencuat dan menjadi perbincangan di tengah publik. Anies pun sudah merespons hal tersebut dan menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar.

Melihat hal ini, aktivis sosial politik dan pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean menilai apabila isu tersebut tidak benar, maka Anies hanya perlu membantahnya saja.

“Tinggal dibantah saja kalau memang tidak benar, dinyatakan kalau itu tidak benar, tidak perlu juga minta orang buktikan segala macam,” kata Ferdinand kepada Mata Indonesia News, Senin 24 Mei 2021.

Ia juga menilai bahwa media sosial memang kerap menyuguhkan informasi yang tidak sesuai dengan fakta. Hal ini dinilai biasa terjadi sehingga harus diantisipasi.

“Kan media sosial kita memang jadi lahan subur untuk menyerang dan menggunakan konten yg tidak benar, kan itu biasa,” kata Ferdinand.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta itu sudah sudah bereaksi atas isu tersebut. Ia meminta kepada awak media untuk menelusuri isu tersebut.

“Saya rasa teman-teman media bisa memanfaatkan ini untuk kesempatan kritis. Karena kalau ada berita seperti itu Anda kejar, di mana lokasinya, di mana alamatnya, di mana nomornya. Jadi beritanya itu lengkap,” kata Anies.

Ia juga menambahkan bahwa isu ini bisa menjadi kesempatan bagi awak media untuk menunjukkan berita yang sahih atau tidak sahih.

“Ini kesempatan buat teman-teman bisa menunjukkan ini berita yang sahih atau berita yang tidak sahih, karena tanggung jawab penulis berita adalah membuat bukti atas berita yang ditulis,” kata Anies.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kenaikan PPN 1% Tidak Berdampak Negatif: Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pokok Masyarakat Terlindungi

Jakarta – Sejumlah pihak menyambut positif rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% menjadi 12% pada tahun...
- Advertisement -

Baca berita yang ini