Istilah ‘Bandung Lautan Api’ Muncul dari Keterbatasan Kolom Surat Kabar

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kita pasti tahu istilah ‘Bandung Lautan Api.’ Tetapi Kamu pasti tidak tahu, kalimat untuk menggambarkan strategi ‘bumi hangus’ bagian selatan Bandung itu muncul karena terbatasnya kolom surat kabar.

Sudah banyak dikisahkan peristiwa pembakaran sebagian wilayah Bandung tersebut sebagai penolakan masyarakat dan pejuang Bandung serta Jawa Barat terhadap tentara Sekutu yang dibonceng NICA Belanda menggunakan kota tersebut sebagai markas strategis militer mereka.

NICA adalah kependekan dari Nederlandsch Indië Civiele Administratie atau Netherlands-Indies Civiele Administration. Itu merupakan organisasi semi militer yang dibentuk 3 April 1944 dan bertugas mengembalikan pemerintahan sipil dan hukum pemerintah kolonial Hindia Belanda selepas pendudukan Jepang.

Mereka berpikir setelah Jepang kalah pada 1945 bisa menguasai kembali Hindia Belanda atau Indonesia sekarang. Namun mereka terlambat karena seluruh wilayah Hindia Belanda saat itu sedang berkobar semangat republik muda yang diproklamirkan lebih dahulu oleh Soekarno-Hatta 17 Agustus 1945.

Semangat itu juga merasuki warga Bandung yang menolak kedatangan NICA bersama pasukan Inggris yang merupakan bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung 12 Oktober 1945.

Kehadiran mereka langsung mendapat perlawanan dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) cikal bakal TNI.

Hingga akhirnya pada 23 Maret 1946 Tentara Sekutu yang diprovokasi NICA itu mengultimatum Tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan Kota Bandung.

Setelah terjadi kesepakatan antara TRI dan rakyat Bandung, malam hari itu rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.

Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi.

Seorang wartawan muda Atje Bastaman menyaksikan pemandangan itu dari puncak bukit Gunung Leutik sekitar Pameungpeuk, Kabupaten Garut.

Dari tempat itulah Wartawan Koran Soeara Merdeka Tasikmalaya itu melihat Kota Bandung yang ditutupi warna merah api dari wilayah Cicadas hingga Cimindi.

Dia segera menulis berita peristiwa itu dan memberi judul “Bandoeng Djadi Laoetan Api.” Tetapi kalimat itu tidak cukup dituliskan di kolom surat kabar yang sangat terbatas sehingga kata ‘Djadi’ dihilangkan dan sejak itu dikenallah istilah Bandoeng Laoetan Api hingga sekarang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Pilkada Damai, Masyarakat Harus Lebih Bijak Gunakan Media Sosial

Jakarta - Masyarakat perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial untuk mewujudkan Pilkada Serentak 2024 yang Damai. Pusat Riset Politik...
- Advertisement -

Baca berita yang ini