MATA INDONESIA, JAKARTA – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menegaskan bahwa masih banyak orang yang menganggap Covid-19 adalah rekayasa. Hal ini tercantum dalam Laporan Hasil Survei Nasional Evaluasi Kinerja Pemerintah dan Jalan Panjang Menuju 2024 yang digelar pada 3-8 Februari 2021.
“Setelah hampir satu tahun Covid-19 masuk Indonesia, ternyata masih cukup banyak orang yang menganggap Covid-19 adalah konspirasi (20,3 persen) dan merupakan hasil rekayasa manusia (28,7 persen),” kata Adi Prayitno, Senin 22 Februari 2021.
Rincian hasil survey tersebut menunjukkan sebanyak 20,3 persen publik menganggap Covid-19 adalah konspirasi, 56,7 persen menganggap nyata, dan 23,0 persen tidak menjawab.
Bahkan sejumlah masyarakat menganggap Covid-19 adalah buatan manusia untuk tujuan tertentu. Tercatat 28,7 persen menjawab demikian, sementara 48,9 persen menilai bahwa Covid-19 terbentuk secara alami dan 22,4 persen masyarakat memilih untuk tidak menjawab.
Selain itu, selama satu tahun Covid-19 di Indonesia, masyarakat mengalami kejenuhan. Hal ini terlihat dari pertanyaan opsional antara aktivitas ekonomi atau penanggulangan wabah.
“Responden cenderung lebih memilih pembebasan aktivitas ekonomi walaupun berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19 yaitu sebesar 39,1 persen, dan sebanyak 32,9 persen responden memilih membatasi aktivitas ekonomi masyarakat demi mengurangi penyebaran virus corona,” kata Adi.
Sementara kondisi ekonomi masyarakat juga masih belum membaik dibandingkan sebelum Covid-19 hadir di Indonesia sehingga responden cenderung memilih pembebasan aktivitas ekonomi meski berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19.
Tercatat sekitar 39,1 persen memilih pembebasan aktivitas ekonomi, sementara 32,9 persen memilih sebaliknya.