Innalillah! Sudah 11 Orang Tewas Akibat Gempa Pulau Bacan

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut sudah 11 orang yang tewas akibat gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,2 di Pulau Bacan pada 14 Juli 2019 lalu.

Berdasarkan data BNPB pada Rabu 24 Juli 2019, selain 11 korban tewas, ada juga korban luka-luka 129 jiwa dan sebanyak 49.057 orang dilaporkan mengungsi.

Gempa besar itu telah mengakibatkan 77 desa di 11 kecamatan terdampak. Lalu fasilitas umum yang rusak berat dilaporkan 42 unit, dan rusak ringan 44 unit.

Tak hanya itu, 2.760 rumah dipastikan rusak, yang terdiri dari 1.211 rusak berat dan 1.549 rusak ringan. Juga ada 4 jembatan yang saat ini tak bisa berfungsi akibat gempa.

Berikut adalah nama 11 korban yang tewas:

1. Salmah Mustafa (90) Desa Nyofifi, Bacan Timur
2. Asfar Mukmat (25) Desa Gane Dalam, Gane Barat Selatan
3. Sagaf Girato (50) Desa Yomen, Jorongga
4. Wiji Siang Kale (63) Desa Gane Luar, Gane Timur Selatan
5. Leonora Kastela (63) Desa Kuwo, Gane Timur Selatan
6. Idrus Amin (46) Desa Gane Luar, Gane Timur Selatan
7. Yacua Ibrahim (45) Desa Tagea, Gane Timur Tengah
8. Aisah (50) Desa Gane Luar, Gane Timur Selatan
9. Bainur Safar (63) Desa Tomara, Bacan Timur Tengah
10. Darsa Umar (48) Desa Cango, Gane Barat
11. Yamin Dodengo (82) Desa Bibinoi, Bacan Timur Tengah.

Kebutuhan mendesak yang diperlukan warga saat ini adalah layanan kesehatan, air minum, makanan siap saji, makanan balita, tikar, selimut, terpal, bantuan psikososial, pakaian anak, kebutuhan anak-anak, dan air bersih.

Pemerintah Kabupaten Halmahera sudah menetapkan perpanjanga SK Tanggap Darurat bencana dari 22 hingga 28 Juli 2019.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini