MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia tidak bisa dibilang terlambat membendung Covid-19 varian Omicron seperti diungkapkan epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman.
Pemerintah dan masyarakat kita, menurut epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono jauh lebih siap menghadapi omicron.
“Indonesia Tidak Telat, bahkan sudah mengantisipasi dan lebih siap hadapi omikron, berkat pengalaman delta,” ujar Pandu dalam pesannya yang dilihat Jumat 21 Januari 2022.
Dicky berasumsi karena di Indonesia sudah tercatat lebih dari 200 kasus omicron sebagai angka psikologis dan epidemiologi yang bisa ditangani.
Menurutnya dengan angka 1000 kasus omicron, Indonesia dinilainya sudah tidak mungkin menangani omicron dengan baik.
Berdasarkan asumsi Dicky karena Varian Omicron dengan kecepatan penularannya bisa melipatgandakan kasus positif hanya dalam waktu dua hari saja. Itu lebih cepat dari Varian Delta.
Virus SARS-CoV-2 varian Omicron, menurut Dicky, tidak hanya menginfeksi mereka yang belum divaksin Covid-19, tapi juga pada orang-orang yang sudah divaksin.