IHSG Diprediksi Melemah Tipis Selasa, Sejumlah Saham Ini Patut Dicermati

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa IHSG bakal mengalami pelemahan tipis atau koreksi wajar pada perdagangan Selasa 20 Agustus 2019.

Untuk Selasa ini IHSG bakal mengalami koreksi wajar dengan support pertama maupun kedua memiliki range pada level 6.235,70 hingga 6.161,66. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.319,44 hingga 6.381,54.

Sebagai perbandingan, IHSG ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin kemarin di level 6.296,71 atau naik 0,16 persen.

Koreksi wajar yang dialami oleh IHSG pada Selasa ini, kata Nafan, disebabkan oleh prediksi teknikal, di mana indikator MACD masih berada di area negatif (ada indikasi melemah). Sementara itu, terlihat bahwa Stochastic dan RSI berada di area netral.

“Di sisi lain, terlihat pola bearish spinning top candle, yang mengindikasikan masih adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke level  support terdekat,” ujarnya Senin sore.

Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor pada perdagangan hari Selasa ini, antara lain sebagai berikut:

  1. BMRI, Daily (7350) (RoE: 13.77%; PER: 12.55x; EPS: 585.74; PBV: 1.73x; Beta: 1.4): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 7300 – 7400, dengan target harga secara bertahap di level 7725, 7900, 8050 dan 8650. Support: 7150.
  2. BNGA, Daily (1080) (RoE: 9.06%; PER: 7.12x; EPS: 151.68; PBV: 0.64x; Beta: 2.16): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area 1070 – 1080, dengan target harga di level 1100, 1175 dan 1250. Support: 1070, 1045 & 1025.
  3. ELSA, Daily (332) (RoE: 8.84%; PER: 8.04x; EPS: 41.56; PBV: 0.71x; Beta: 0.51): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 328 – 334, dengan target harga secara bertahap di level 340, 378, 416 dan 454. Support: 320 & 302.
  4. MAIN, Daily (955) (RoE: 17.77%; PER: 5.75; EPS: 166.08x; PBV: 1.04x; Beta: 1.56): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola tri star doji candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 935 – 960, dengan target harga secara bertahap di level 980 dan 1035. Support: 910.
  5. MEDC, Daily (775) (RoE: 3.86%; PER: 17.42x; EPS: 44.20; PBV: 0.67x; Beta: 2.18): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan sebelumnya terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 765 – 775, dengan target harga secara bertahap di level level 785, 820, 860 dan 895. Support: 745.
  6. SMRA, Daily (1200) (RoE: 3.21%; PER: 58.45x; EPS: 20.70; PBV: 1.88; Beta: 2.26): Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 60 sehingga peluang terjadinya penguatan terbuka lebar. “Akumulasi Beli” pada area level 1190 – 1210 dengan target harga secara bertahap di level 1240 dan 1470. Support: 1120.
Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini