AS Labeli Rusia Sebagai Sponsor Negara Terorisme

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Senator terkemuka Rusia merespons sinis Rancangan Undang-Undang legislator Amerika Serikat (AS) terkait pelabelan Moskow sebagai sponsor negara terorisme. Ia memperingatkan bahwa gagasan itu akan melemahkan kerja sama kedua negara.

“Inisiatif ini akan merusak dialog antara Rusia dan AS jika diadopsi. Ini adalah karakteristik dari untaian tertentu elit politik Amerika,” Sergey Tsekov, yang duduk di majelis tinggi parlemen Rusia, mengatakan kepada RIA Novosti, melansir Russia Today.

Tsekov yang merupakan anggota Partai Rusia Bersatu yang berkuasa, menegaskan bahwa Moskow hanya tertarik pada pertahanan diri. Ia juga mengatakan negaranya tidak ikut campur dalam urusan negara berdaulat dan menghormati hak negara lain

“Dan sekarang mereka menyebut kami sponsor terorisme,” keluhnya sembari bersikeras mengatakan Washington adalah penyumbang yang lebih besar untuk ketidakstabilan.

Ia menyakini RUU akan memberikan ratusan juta USD bantuan militer ke Ukraina – yang kini tengah berseteru dengan Rusia, itu bukan untuk perdamaian, melainkan untuk peperangan.

“Hanya menyuarakan RUU seperti itu membuat situasi di Ukraina lebih sulit, memberikan dukungan kepada partai perang,” sambungnya, sambil menyesali bahwa pemerintah AS cenderung memulai konflik.

Tsekov berharap Presiden AS, Joe Biden tidak mendukung RUU tersebut. Ia percaya ada cukup banyak orang cerdas yang bekerja di pemerintahan Biden untuk menyadari bahwa perang di Ukraina akan membahayakan keselamatan AS “dalam konteks keamanan global.”

Pada Rabu (15/12), delapan senator Partai Republik AS mengajukan RUU, yang secara spekulatif berjudul ‘GUARD Act’, yang berisi serangkaian tindakan yang dirancang untuk mendukung Kiev.

RUU itu juga akan secara resmi menunjuk Rusia sebagai “negara sponsor terorisme” jika Moskow maju secara militer ke tetangganya di Eropa timur. Dalam beberapa pekan terakhir, dinas intelijen Amerika dan Ukraina menuduh Kremlin melakukan “tindakan agresif” di perbatasan Ukraina, termasuk penambahan pasukan.

Moskow secara konsisten membantah tuduhan itu dan menyebut bahwa laporan tersebut “disinformasi AS. Rusia mengatakan janji untuk mendukung Ukraina berbahaya karena mereka dapat mendorong Kiev menuju solusi militer di wilayah Donbass yang dilanda perang.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini