AS Hanya Berani Tebar Fitnah, Tapi Takut Berperang dengan Iran

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Setelah menebar fitnah Iran sebagai dalang insiden penyerangan dua kapal tanker minyak di perairan Oman pekan lalu, ternyata Amerika Serikat hanya sebatas gertak dan tak berani mengambil langkah serius, termasuk pernyataan perang.

Terbukti, setelah memfitnah, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan militer negaranya tidak akan mengambil langkah perang dengan Iran, melainkan cara-cara yang lebih diplomatis untuk menjaga keamanan wilayah Timur Tengah.

“Kami tidak ingin perang. Kami akan berupaya mencegah langkah itu,” ujar Pomeo, seperti dikutip dari Fox News, Senin 17 Juni 2019.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump melayangkan tuduhan bahwa Iran telah melakukan sabotase dalam insiden penyerangan dua kapal tanker di Selat Hormuz, perairan Oman.

Parahnya, pernyataan Trump itu didukung oleh Kerajaan Arab Saudi yang ikut-ikutan melempar tuduhan kepada Iran. Bahkan, kedua siap membuka bukti bahwa Iran memiliki andil dalam penyerangan tersebut.

Dihujani tuduhan, Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan tegas bahwa negaranya sama sekali tak terlibat atau menjadi pelaku utama serangan itu. Bahkan, Rouhani justru menuduh balik bahwa AS adalah dalang utamanya.

Rouhani berkata AS adalah ancaman besar bagi stabilitas internasional, terutama saat situasi di Teluk sedang memanas. Ia berkata AS selama dua tahun terakhir adalah negara yang paling banyak melanggar hukum-hukum internasional.

“AS menggunakan kemampuan di bidang ekonomi, militer dan finansial untuk bertindak agresif sehingga menjadi ancaman bagi dunia,” kata Rouhani.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini