MATA INDONESIA, JAKARTA – Energi listrik merupakan kebutuhan utama dalam aktivitas sehari-hari. Namun menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kebutuhan dan konsumsi listrik pada September tahun 2020 mengalami sedikit penurunan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, pengaruh pandemi Covid-19 sangat terasa dampaknya terhadap pola konsumsi pelanggan listrik PLN. Industri dan bisnis mengalami penurunan konsumsi paling signifikan sehingga membuat PLN mengalami over supply.
“Hingga Mei ada lockdown di mana-mana, jadi industri, bisnis tutup. Tapi ini mulai recover dan mudah-mudahan sampai ke depan ada vaksin,” katanya belum lama ini.
Pada periode September 2020, konsumsi untuk rumah tangga tercatat sebesar 83,83 TWh atau naik 10,47 persen karena banyak yang Work From Home (WFH) dan belajar di rumah.
Meski begitu, kenaikan ini tidak terlalu berarti karena konsumsi listrik sektor bisnis hingga September sebesar 30,10 TWh, turun 7,85 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Lalu konsumsi listrik pemerintah hanya bertambah 0,25 persen atau baru mencapai 6,15 TWh. Sedangkan sektor sosial konsumsinya cuma 5,99 TWh atau terkoreksi 3,23 persen. Selanjutnya sektor industri hingga September baru mencapai 52,46 TWh atau turun 7,81 persen.
Rida pun menilai secara keseluruhan pertumbuhan konsumsi masih positif, meskipun jauh dari target. “Hingga September overall kita masih tumbuh 0,61 persen. Umumnya normalnya nambah 4,5 persen tapi ada pandemi sehingga terjadi konstraksi,” ujarnya.
Sebagai catatan, akses listrik di tanah air kini sudah menjangkau 95 persen wilayah Indonesia. Hanya Nusa Tenggara Timur yang masih 85 persen dan Maluku 92 persen. Lalu, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua juga masih 94 persen.
Kementerian ESDM pun menargetkan pada tahun 2024 konsumsi listrik per kapita Indonesia akan menjadi 1.408 kilowatt hour (kWh). Pemerintah juga berencana melakukan program-program yang berkaitan dengan keseimbangan listrik ke daerah-daerah yang berada di Indonesia bagian timur.
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, konsumsi listrik pada tahun 2019 baru sebesar 1.084 kWh per kapita, sedangkan, targetnya sebesar 1.200 kWh per kapita. Dan pada tahun 2020 target konsumsi listrik mencapai sebesar 1.142 kWh per kapita.
Pemerintah juga menargetkan pada tahun 2021, target konsumsi listrik juga harus mengalami peningkatan menjadi 1.203 kWh per kapita. Kemudian, 1.268 kWh per kapita pada 2022, 1.336 kWh per kapita pada 2023, dan akhirnya menjadi 1.408 kWh per kapita pada 2024. Adapun, target rasio elektrifikasi pada 2024 adalah sebesar 100 persen. Kapasitas pembangkit juga terus bertambah hingga 5,7 gigawatt (GW) pada 2024.
Reporter: Dayat Sugandha