MATA INDONESIA, TOKYO – Di Jepang, bagi masyarakat yang merasa kesepian atau kehilangan anggota keluarga sepertinya tidak perlu khawatir lagi. Kontaklah Yuici Ishii. Ia punya perusahaan namanya Family Romance yang sudah berdiri selama hampir sepuluh tahun.
Yuici Ishii tinggal di Tokyo. Ia memiliki 2.200 karyawan yang siap bekerja untuk memenuhi kebutuhan kliennya. Ada yang berpura pura menjadi ayah, ibu, sepupu, paman, kakek-nenek, hingga kerabat. Bahkan, Yuici Ishii, meski sudah jadi direktur di perusahaan itu, juga ikut serta dalam pekerjaan tersebut.
Yuici kini sudah menjadi ayah dari 35 anak dan 25 anggota keluarga berbeda. Lalu, bagaimana awal mula perusahaan itu didirikan? Yuchi Ishii menceritakan bahwa ide itu muncul setelah ia menemani kawannya yang merupakan seorang ibu tunggal dan berniat untuk mengirim putranya ke penitipan anak.
Saat itu dirinya berpura pura menjadi ayah dari putranya tersebut agar bisa dititipkan. Namun sayang, apa yang mereka berdua rencanakan tidak berjalan dengan baik karena sang anak tidak bisa berbaur dengan Yuici Ishii.
Dari situlah ia berpikir untuk mendirikan Family Romance agar bisa memenuhi kebutuhan orang orang tertentu. Dan benar saja, kini Yuici Ishii mengatakan bahwa perusahaan itu telah menjadi alternatif bagi orang banyak. “Awalnya saya memang tidak mengenal Anda, tetapi dalam beberapa jam saya akan benar benar bisa menjadi teman atau kerabat Anda,” katanya.
Merujuk kepada kebutuhan, beberapa klien ada yang meminta seseorang untuk menjadi pasangan mereka dan diperkenalkan ke orang tuanya. Pada kesempatan ini, Yuici Ishii mengatakan bahwa perusahaanya berusaha menetapkan kerabat dengan tinggi badan, rambut, dan usia yang sesuai. Tidak sampai disitu, ada pula yang menyewa seseorang untuk menjadi teman dekatnya.
Bahkan, tidak sedikit juga yang meminta pasangan untuk menghadiri sebuah pesta. Menariknya, kadang kadang ada orang tua yang datang untuk menyewa anak perempuan, anak laki laki, atau cucu agar merasakan pengalaman yang tidak pernah mereka miliki. Meski begitu, Yuici Ishii mengatakan bahwa peran yang paling banyak diminta adalah menjadi seorang ayah.
Hal itu karena setiap tahun ada 200.000 kasus perceraian yang terjadi di Jepang. Maka tak heran, banyak orang tua yang membutuhkan seorang ayah untuk bisa menghibur anaknya.
“Menariknya, beberapa klien ada yang menginginkan seorang ayah dengan sentuhan lembut. Ada juga yang menginginkan ayah yang keras. Tenang saja, kita bisa menyesesuaikannya. Orang tua yang keras, misalnya seperti berbicara dalam dialek Kansai (yang terdengar lebih kasar daripada bahasa Jepang lainnya),” kata Yuici Ishii.
Anak-anak
Bagian tersulit dari pekerjaan itu adalah ketika ia harus berbohong dan mengucapkan selamat tinggal kepada anak dari kliennya tersebut. “Tidak mudah untuk membujuk anak anak. Terlebih, saya sangat sedih melihat seorang anak menangis. Sungguh ini adalah bagian tersulit,” katanya.
Lalu, bagaimana cara Yuici Ishii mengingat anak anak tersebut? Ia memiliki buku catatan cukup lengkap dengan data anak serta ibunya.
”Kadang saya lupa nama panggilan atau semacamnya, jadi saya pergi ke kamar mandi dan memeriksa buku catatan saya,” katanya.
Meski terlihat sangat sulit, ia mengatakan bahwa tantangan tersebut tidak menghalanginya untuk menjalankan tugas. “Saya memutuskan bahwa waktu pribadi saya antara tengah malam dan jam 3 pagi, tidak peduli seberapa lelahnya saya. Untuk menghibur diri, saya menyempatkan waktu untuk menonton film dan menggambar,” katanya.
Merujuk pada jalan hidupnya, ia memutuskan untuk tidak menikah. “Bagaimana perasaan mereka jika saya benar benar menikah dengan seseorang. Lalu, jika nantinya saya punya anak, saya tidak ingin melihat mereka sebagai keluarga yang hancur lebur,” kata Yuici Ishii.
Ia menambahkan, meski karakternya penuh dengan kasih sayang, ia tetap memiliki aturan tentang batasan dengan para klien. Mereka tidak boleh berciuman atau berhubungan seks, cukup berpegangan tangan.
Pertanyaanya, berapa tarifnya? Yuici Ishii mematok harga 20.000 yen (sekitar Rp 2,6 juta) dengan durasi selama empat jam, termasuk ongkos trasportasi dan makanan.
Meski pekerjaan ini sangat mulia, rupanya ada resikonya. Ia harus siap bertemu kembali dengan anak yang pernah ia urus. Hal itu terjadi karena anak-anak tersebut percaya bahwa ia adalah ayah kandungnya.
Melihat kondisi itu, Yuici mengatakan bahwa para orang tua harus mengungkapkan kebenaran kepada anak anak mereka. Merujuk kembali pada perusahaanya, Yuchi Ishill berharap jumlah masyarakat yang membutuhkan jasanya kian menipis. “Akan lebih baik jika masyarakat tidak membutuhkan layanan semacam ini, tetapi kenyataanya tidak seperti itu,” kata Yuici Ishii.
Reporter : R Al Redho Radja S