MATA INDONESIA, JAKARTA – Berawal dari informasi seorang wartawan Italia, Gianluigi Nuzzi yang mengungkap surat mantan pejabat tinggi Vatikan kepada Paus di tahun 2990. Surat ini isinya permohonan kepada Paus supaya pejabat ini tidak dipindahkan karena mengekspos dugaan korupsi yang merugikan Vatikan jutaan euro.
Kasus korupsi tersebut berada di lingkungan Paus. Hasil investigasi terkuak dalam acara “The Untouchables” yang disiarkan kanal TV swasta Italia, Chanel La 7. Dalam acara tersebut, Gianluigi Nuzzi mengungkap surat mantan Wakil Gubernur Vatikan, Uskup Agung Carlo Maria Vigano yang dikirimkan ke Paus Benediktus.
Dalam sebuah suratnya dia mengatakan, ketika menjabat Wakil Gubernur Vatikan pada 2009, Uskup Carlo Maria Vigano menemukan adanya jaringan korupsi, nepotisme dan kolusi, terkait dengan pemberian kontrak kepada perusahaan luar yang mengakibatkan kenaikan anggaran.
Namun, praktik busuk ini belum sempat diungkap oleh Vigano. Karena apa yang diketahui Vigano tercium oleh pejabat Vatikan. Pejabat Vatikan pun disebutkan melancarkan fitnah terhadap Vigano.
Pejabat Vatikan menganggap, Vigano telah mengambil tindakan yang terlalu jauh untuk menyelamatkan keuangan Vatikan dengan melakukan pembersihan prosedur keuangan.
Akibat fitnah tersebut, Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Tarcisio Bertone mencopot Vigano dari jabatannya sebagai Wakil Gubernur Vatikan. Padahal, Vigano seharusnya masih menjabat hingga 2014.
Vagino pun menyerah dan menjadi Nunsio Apostolik (kepala diplomat gerejawi yang setara dengan duta besar) untuk Amerika Serikat mulai 19 Oktober 2011 hingga 12 April 2016.
Namun, tak lama usai Vagino dicopot jabatannya. Pada Agustus 2012, kepala pelayan Paus Benediktus XVI, Paolo Gabriele, ikut terlibat dalam membocorkan dokumen rahasia milik Vatikan dan menyerahkannya kepada beberapa jurnalis Italia bersama Vagino.
Meski begitu, Gabriele (46) ternyata tidak sendirian berhadapan dengan majelis hakim, seperti yang dialami Vagino. Hakim Piero Bonnet mendakwa analis dan programmer komputer Vatikan, Claudio Sciarpelletti, turut serta bersama Gabriele mencuri dan membocorkan dokumen itu. Sebelumnya, nama Sciarpelletti tidak disebut-sebut dalam kasus bocornya dokumen yang memuat skandal korupsi di Gereja Katolik tersebut.
Gabriele ditahan sejak Mei 2012 dan diadili pada Oktober 2012. Selain dituduh mencuri dan membocorkan dokumen rahasia, ia juga didakwa mencuri cek senilai USD 100 ribu.
Hakim Giuseppe Dalla Torre pun membacakan dengan keras keputusan panel tiga hakim bagi Paolo Gabriele. Ayah tiga anak itu dijatuhi hukuman 18 bulan penjara. Lalu, sang hakim mengatakan bahwa Claudio Sciarpelletti diadili secara terpisah.
Hakim Torre awalnya memberi Gabriele hukuman tiga tahun penjara, tapi segera memangkasnya menjadi 18 bulan karena pertimbangan masa baktinya dan karena ia tidak miliki catatan kejahatan.
Gabriele mengaku mencuri surat-surat pribadi Paus dan menyampaikannya ke seorang wartawan yang kemudian menulis sebuah buku mengenai dugaan korupsi di gereja Vatikan. Insiden itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modren Vatikan, negara paling kecil di dunia.
Federico Lombardi, direktur Kantor Pers Tahta Suci pada saat itu yang ikut terseret ke pengadilan mengulangi bantahan nya bahwa ada banyak kardinal dan pejabat Vatikan yang sedang diselidiki serta diinterogasi. Walau begitu, laporan-laporan media Italia telah mengatakan seorang kardinal yang tidak disebutkan namanya terkait dengan pembocoran dokumen itu.
Skandal korupsi Vatikan ini pun menjadi perbincangan dunia dan disebut sebagai “Vatileaks”. Akhirnya, Paus Benediktus XVI mengumumkan pengunduran dirinya pada 28 Februari 2013 dengan alasan merasa tidak kuat lagi memimpin gereja karena usia yang telah lanjut. Pengunduran diri seorang Paus terakhir kali terjadi 6 abad silam (tahun 1415).
Setelah pengunduran Paus Benediktus XVI, kardinal terpilih berikutnya adalah Paus Fransiskus yang masih menjabat hingga saat ini. Dibawah kepemimpinannya, ia bergerak cepat untuk mengisi posisi puncak keuangan yang kosong akibat skandal yang sedang berlangsung, dengan menunjuk seorang pejabat senior dari Bank of Italy untuk memimpin pengelola keuangan Vatikan.
Vatikan mengatakan Carmelo Barbagallo, mantan kepala pengawasan di bank sentral Italia, untuk menggantikan pengacara Swiss Rene Bruelhart untuk memimpin Otoritas Informasi Keuangan (AIF).
Bruelhart berhenti pada November 2019 setelah lima tahun menjabat ketika Paus Fransiskus tidak memperbarui mandatnya. Kepergiannya menyusul penggerebekan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh polisi Vatikan pada 1 Oktober 2019 di kantor AIF dan Sekretariat Negara yang mengejutkan Vatikan.
Polisi melaksanakan surat perintah penggeledahan oleh hakim Vatikan yang menyelidiki dugaan korupsi dalam pembelian sebuah gedung di London oleh Sekretariat Negara, yang merupakan departemen utama dalam pemerintahan pusat Tahta Suci.
Lima karyawan Vatikan diskors setelah penggerebekan 1 Oktober 2019, termasuk direktur AIF Tommaso di Ruzza.
Domenico Giani, kepala keamanan Vatikan dan pengawal paus pun kemudian mengundurkan diri karena kebocoran dokumen terkait investigasi itu.
Tak hanya pengawal paus, Kardinal Vatikan Giovanni Angelo Becciu, penasihat Paus Fransiskus juga mundur pada September 2020 setelah dikaitkan dengan kasus pembelian gedung mewah di London yang ternyata menggunakan uang gereja.
Angelo Becciu mengundurkan diri di tengah skandal keuangan yang menyeret namanya. Namun, dia mengungkap bahwa Paus Fransiskus yang memintanya mundur.
Becciu mengatakan ia dicurigai memberikan uang Gereja kepada saudara-saudaranya. Dia menyanggah melakukan kesalahan itu.
Kardinal Becciu adalah bawahan dekat Paus Fransiskus. Sebelumnya dia memegang jabatan penting di Sekretariat Negara Vatikan.
Becciu terlibat dalam transaksi kontroversial sebesar 200 juta euro (Rp 3,4 triliun) untuk membeli sebuah properti bangunan mewah di London. Uang yang digunakan berasal dari dana Gereja, salah satunya pos sumbangan gereja untuk orang tak mampu.
Becciu mengklaim bahwa transaksi tersebut merupakan investasi dan belakangan tengah diselidiki tim keuangan Vatikan. Namun, sanggahannya itu tidak cukup.
Ia pun diminta untuk mengundurkan diri dari jabatan, meskipun hal tersebut sangat jarang terjadi. Vatikan tak banyak merinci kejadian ini dalam komunike yang mereka terbitkan, pada Kamis, 24 September 2020.
Pemecatan Kardinal Becciu seperti menunjukkan misteri dan intrik. Akan tetapi, langkah itu merupakan peringatan bahwa skandal dan korupsi yang melanda pemerintahan di seluruh dunia juga terjadi di kalangan pejabat tinggi Takhta Suci.
Reporter: Indah Utami