MATA INDONESIA, JAKARTA – Nama Silvany sempat menjadi buah bibir warga Indonesia maupun dunia. Ia dipuji habis-habisan setelah berani “menampar” Perdana Menteri Vanuatu yang menuduh Indonesia melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Papua.
Di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa diselenggarakan pada Sabtu, 26 September 2020, Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai terus mendesak Indonesia menangani dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap masyarakat Papua. Negara mini di Pasifik itu, konsisten mendukung kemerdekaan Papua dari Indonesia.
Silvany menegaskan sebaiknya Vanuatu memikirkan banyak masalah negaranya daripada mengurusi masalah negara lain. Ia juga meminta pemerintah Vanuatu menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain.
Silvany juga mengungkapkan Vanuatu belum menandatangani konvensi internasional tentang penghapusan diskriminasi atau pun konvensi yang menentang kekejaman dan penyiksaan lainnya.
“Kami menyerukan kepada pemerintah Vanuatu memenuhi tanggung jawab hak asasi manusia rakyat Anda sendiri maupun dunia,” begitu penyaraan Silvany yang menjadi tamparan keras.
Silvany juga memperingatkan Vanuatu untuk berhenti bertindak mewakili masyarakat Papua. “Masyarakat Papua juga masyarakat Indonesia. Kita semua berperan penting dalam pembangunan Indonesia, termasuk di Pulau Papua.”
Dia menegaskan, Indonesia akan melawan segala bentuk separatisme yang berkedok hak asasi manusia. Papua dan Papua Barat sudah menjadi bagian Indonesia yang tidak bisa ditarik kembali sejak 1945. Ini sudah final dan tidak bisa diubah.
Diplomat muda bermarga Pasaribu itu memulai karirnya di Kementrian Luar Negeri setelah merampungkan pendidikannya di Universitas Padjajaran, Bandung jurusan Hubungan Internasional.
Ia memulai karir di Kementrian Luar Negeri pada 2018. Di saat bersamaan, Silvany menjabat sebagai Liaison Officer (LO) yang bertugas mendampingi delegasi Singapura saat berkunjung ke Indonesia.
Silvany sering menulis di media massa bertema Asia Pacific Population Growth and the UN Post-2015 Development Agenda.
Kemudian ia melanjutkan pendidikan magisternya di University of Sydney, Australia. Sebelum mewakili Indonesia pada sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ia ditugaskan menjadi Atase Kedutaan Republik Indonesia di Inggris.
Saat ini, Silvany menjabat sebagai Sekretaris II Fungsi Ekonomi I Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York, Amerika Serikat. (Diani Ratna Utami)