Sekilas Kisah Kong Hu Cu, Sang Nabi yang Bijaksana

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbicara kisah hidup Kong Hu Cu, jelas begitu kompleks. Sosok yang disebut sebagai salah satu nabi ini, juga dikenal dengan nama lain yang tenar, yakni Confusius.

Ada juga nama lain yang dilekatkan padanya, yakni Kong Zi. Namun, menurut sebuah sumber, nama asli Kong Hu Cu adalah Khong Khiu atau Tiong Ni.

Tanggal lahirnya pun berbeda-beda dari berbagai sumber. Ada yang menyebut tanggal 27 bulan Agustus, 27 September, hingga 8 September tahun 551 SM di Desa Chiang Ping, Kota Co Ip, negeri Lo.

Konfusius lahir dari ayah seorang panglima perang bernama Kong Hut alias Siok Liang Hut, sementara ibunya bernama Gan Tin Cai.

Beliau lahir ketika Raja Muda Siang memerintah negeri Lo. Siok Liang Hut meninggal dunia ketika Konfusius berumur 3 tahun, sedangkan ibu-nya meninggal ketika berusia 26 tahun.

Pengetahuannya yang luas, dilengkapi keterampilan sastra dan permusikan, serta kebijaksanaanya yang luar biasa, Konfusius dianggap sebagai nabi.

Konfusius berhenti sekolah pada usia 17 tahun, dan ia bekerja pada keluarga bangsawan Kwisun, salah satu dari tiga keluarga bangsawan besar di negeri Lo, selain Bengsun dan Sioksun.

Pada usia 19 tahun, ia menikah dengan putri bangsawan bermarga Kiankoan dari negeri Song, bernama Si. Dari pernikahan tersebut, Konfusius dianugerahi seorang putra bernama Pek Gi, dan dua putri

Tahun 525 SM, ibunya meninggal dunia. Ia begitu sedih hingga harus berkabung tiga tahun lamanya. Pada masa berkabung itulah dimanfaatkan untuk mendalami ilmu pengetahuan.

Konfusius menjelma menjadi sosok yang dikagumi karena ilmu dan kebijaksanaannya. Mulailah banyak murid yang berguru kepadanya.

“Aku ingin membahagiakan orang-orang yang telah lanjut usia, bersikap dapat dipercaya kepada kawan, dan mengasuh para muda dengan kasih sayang.”

Demikianlah Nabi mengabdikan diri mendidik generasi muda dari usia 36 tahun hingga kira-kira usia 50 tahun, yang merupakan persiapan tugas mulia, suci, dan besar bagi kemanusiaan.

Kemudian, Kong Hu Cu masuk ke istana sebagai Menteri Pertanian, Menteri Agung Kehakiman, dan Perdana Menteri ketika Raja Ting memerintah negeri Lo.

Ia kemudian mengundurkan diri, dan mengabdikan hidupnya untuk berbagi pengetahuan dengan ajaran-ajarannya. Konfusius juga mengembara ke berbagai negeri sembari mengembangkan ajarannya dan menyusun kitab suci.

Selama 13 tahun ia berkelana ke berbagai negeri, lalu mencanangkan firman Thian dan kembali ke kampung halamannya pada usia 68 tahun.

Istrinya wafat ketika beliau berumur 66 tahun dan dalam pengembaraan. Tiga tahun kemudian setelah kematian Kiankoan , putra Konfusius pun meninggal dunia. Khong Li alias Pek Gi meninggalkan seorang putra bernama Khong Khip alias Cu Su yang masih kanak-kanak.

Ternyata Cu Su adalah seorang anak yang sangat cerdas dan tekun belajar. Kong Hu Cu menyerahkan cucunya kepada Cing Cu, seorang murid terpandai Konfusius, sebagai pembimbingnya.

Cu Su ternyata benar-benar menjadi penerus Konfusius setelah Cing Cu. Cu Su membukukan Kitab Tengah Sempurna (Tiong Yong atau Cung Yung).

Kong Hu Cu wafat dalam usia 72 tahun di negeri Lo, pada tanggal 18 bulan 2 (imlek) tahun 479 SM, ketika Raja Muda Ay memerintah negeri itu, jenazah beliau dimakamkan di kota Kiok Hu dekat sungai Su Swi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini