Sejarah Semenanjung Korea

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejarah Semenanjung Korea diawali oleh mitologi yang menjelaskan tentang penghuni pertama di Semenanjung Korea, kemudian dilanjutkan dengan muncul dan berkembangnya tiga kerajaan.

Ketidaksiapan masyarakat di Semenanjung Korea dalam menghadapi perubahan jaman, menyebabkan keruntuhan peradaban di Semenanjung Korea. Hal ini yang kemudian membuka jalan masuk bagi Jepang.

Negeri Sakura masuk ke Semenanjung Korea tahun 1910. Jepang kemudian membentuk sebuah pemerintahan kolonial yang dikhususkan untuk melakukan penjajahan di sana dan mengeluarkan larangan mempelajari bahasa Korea di sekolah. Jepang bahkan melarang masyarakat Korea berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asli mereka yang biasa dikenal dengan Hangeul.

Berbagai doktrin yang diberikan Jepang kepada masyarakat Korea agar mereka mengikuti kebudayaan Jepang menyebabkan kemarahan bagi masyarakat Korea, terutama masyarakat yang terdidik. Mereka kemudian melakukan perlawanan yang dikenal dengan Pergerakan 1 Maret tahun 1919.

Pada pergerakan ini, Korea mengalami kegagalan dengan terbunuhnya ribuan jiwa. Jepang kembali menjajah Korea sampai berakhirnya Perang Dunia II tahun 1945 dan Korea pun meraih kemerdekaan mereka.

Setelah Korea meraih kemerdekaan, pasukan sekutu Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet membelah Korea menjadi dua bagian, di mana di wilayah selatan diduduki AS dan utara dikuasai Uni Soviet. Tahun 1948, AS dan Uni Soviet melahirkan ideologi pemerintahan yang dianut masing-masing kedua negara hingga saat ini.

Pihak AS melahirkan ideologi pemerintahan demokratis, sementara Uni Soviet melahirkan ideologi komunis. Pembelahan dan perbedaan ideologi ini menjadi sumber ketegangan yang terjadi antar kedua negara.

Ketegangan itu bahkan melahirkan perang antara kedua Korea, yakni pada 25 Juni 1950. Di mana militer Korea Utara menyeberangi perbatasan dan melakukan invasi atas Korea Selatan. Perang ini berlangsung tiga tahun dan menelan korban sekitar 2 juta jiwa. Genjatan senjata baru terjadi tahun 1953.

Meskipun telah melewati masa tegang, kedua negara ini masih terkait perang secara resmi dikarenakan kedua belah pihak masih belum mau menandatangani perjanjian perdamaian hingga sekarang. Bisa dikatakan bahwa saat ini perang antara Korea Selatan dan Korea Utara sedang diistirahatkan.

Demi menjaga keamanan negara di sekitar, berbagai usaha dalam mendamaikan kedua negara ini terus dilakukan. Sebab jika konflik terus berlanjut, Korea Utara dengan senjata nuklirnya akan membahayakan stabilitas dan keamanan regional. Tidak hanya itu, tatanan internasional juga dapat terancam.

Hal ini berdasarkan nuklir yang dimiliki oleh Korea Utara yang telah menjadi isu internasional dan keadaan Korea Selatan yang telah di dukung secara penuh oleh Paman Sam dengan kekuatan militernya yang sudah tidak diragukan lagi di mata dunia.

Reporter: Sheila Permatasari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Masyarakat Jadi Garda Depan Jaga Kondusivitas Pasca Pilkada

Jakarta – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang baru saja berlangsung menjadi tonggak penting demokrasi di Indonesia. Namun, tugas...
- Advertisement -

Baca berita yang ini