MATA INDONESIA, JAKARTA – Banjir adalah hal yang biasa bagi Jakarta. Sudah sejak era penjajah Hindia-Belanda dulu, ibu kota sudah jadi langganan banjir besar.
Selain karena faktor alam, banjir belakangan ini kebanyakan disebabkan karena faktor ulah manusia yang tak menjaga lingkungannya.
Berikut 9 Banjir terburuk yang pernah terjadi di Jakarta sejak dahulu kala hingga saat ini:
1. Batavia 1872
Kala itu Jakarta yang masih bernama Batavia, dilumpuhkan oleh banjir besar. Curah hujan 286 mm, mengakibatkan Kali Ciliwung meluap. Akibatnya membuat sejumlah kawasan di Batavia terendam banjir. Salah satu kawasan terparah adalah kawasan yang sekarang menjadi Kota Tua dan Harmoni, bahkan banjir tersebut mengakibatkan pintu air depan Masjis Istiqlal jebol.
Untuk menanggulanginya, Belanda membangun Bendungan Katulampa agar debit air Ciliwung bisa terdeteksi, sehingga bisa menjadi peringatan dini agar banjir bisa diketahui dan diantisipasi oleh pemerintahan Hindia-Belanda kala itu.
2. Batavia 1918
Kegiatan masyarakat Batavia sempat lumpuh akibat banjir besar pada tahun 1918. Selama 22 hari hujan turun terus menerus, mengakibatkan sejumlah kawasan di Batavia terendam. Kawasan terparah akibat banjir adalah Lapangan Banteng, Glodok, dan Kemayoran yang dilanda banjir setinggi 150 cm.
Banjir semakin parah ketika Kali Grogol meluap, yang mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir. Tidak hanya itu, ratusan ribu warga juga dievakuasi dan mengungsi di sejumlah tempat, seperti Pasar Baru, Lapangan Monas, dan Waltevreden (Menteng).
3. Jakarta 1979
Hujan lebat yang terjadi di Jakarta pada 19-20 Januari 1979 ini menenggelamkan ratusan ribu rumah. Salah satu yang menjadi kawasan terdampak parah adalah Pondok Pinang, yang terendam setinggi 2,5 meter.
Bahkan sebanyak 3 orang meninggal, 20 orang hilang dan 714.861 warga terpaksa mengungsi. Banjir yang terjadi dibawah pemerintahan Gubernur Tjokropranolo ini menjadi banjir 12 tahun sekali.
4. Jakarta 1996
Tahun 1996, banjir besar kembali terulang di Jakarta. Hampir seluruh wilayah ibu kota tenggelam akibat curah hujan yang tercatat hingga 300 mm/hari. Beberapa titik bahkan ketinggian banjir mencapai 7 meter.
Kawasan pinggir Kali Ciliwung menjadi titik terparah akibat banjir, seperti Kampung Melayu dan Bidara Cina. Banjir yang tejadi selama tiga hari ini menyebabkan 20 orang tewas dan lebih dari 30.000 warga mengungsi.
5. Jakarta 2002
Hujan deras yang melanda Jakarta selama 6 hari ini juga menyebabkan aktivitas masyarakat lumpuh. Setelah tahun 1996, banjir di tahun 2002 ini menjadi awal banjir lima tahunan di Jakarta. Banjir tersebut menyebabkan hanpir 24,25 persen wilayah Jakarta terendam.
Sebanyak 42 kecamatan dan 168 kelurahan terendam banjir, yang mengakibatkan puluhan ribu orang harus dievakuasi untuk mengungsi. Bahkan beberapa wilayah tercatat memliki ketinggian banjir mencapai lima meter dan mengakibatkan 25 orang meninggal.
6. Jakarta 2007
Setelah diguyur hujan berhari-hari, banjir besarpun melanda Jakarta pada tahun 2007. Hampir 60 persen wilayah Ibu Kota terendam banjir, hingga menyebaban gardu listrik terpaksa dimatikan. Penerbangan domestic dan internasional juga terpaksa dibatalkan.
Selama empat hari, aktivitas di Jakarta lumpuh total dan menyebabkan 80 orang tewas dan lebh dari 300 ribu orang mengungsi. Diperkirakan kerugian mencapai Rp 4,3 triliun akibat banjir besar yang terjadi. Ini banjir terburuk sepanjang sejarah di Jakarta.
7. Jakarta 2013
Banjir lima tahunan Jakarta kembali terjadi dan melumpuhkan aktivitas kota. Kawasan Sudirman-Thamrin, juga tidak luput dari genangan banjir. Bahkan kawasan Bundaran HI terendam hingga 30 cm. Ribuan rumah terendam banjir dan ribuan orang terpaksa mengungsi.
Sistem drainase yang buruk serta jebolnya tanggul, menjadi sebab banjir di ibu kota terjadi. Berdasarkan data BPBD DKI Jakara, sebanyak 20 orang meninggal, 33.500 warga mengungsi, dan kerugian materil mencapai Rp 20 triliun.
8. Jakarta 2015
Akibat curah hujan yang tinggi sejak 9 Februari 2015, menyebabkan 52 titik di Jakarta terendam banjir. Beberapa lokasi terparah diantaranya seperti Kelapa Gading, Mangga Dua, serta Grogol, tepatnya di Jalan S. Parman depan Universitas Trisakti dan Tarumanegara yang mencapai 40-80 cm.
Untuk mengantisipasi konsleting listrik saat banjir, sebanyak 469 titik gardu di Jakarta dan Tangerang terpaksa di padamkan. Sebanyak 231.566 orang terdampak banjir serta 41.202 orang diungsikan. Kerugian akibat banjir ini ditaksir sebesar Rp 1,5 triliun.
9. Jakarta 2020
Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya di malam pergantian tahun 2020, menyebabkan 41 titik terendam dan 724 wilayah mengalami pemadaman listik. Tercatat hingga saat ini Sembilan orang meninggal dan lebih dari 19.000 warga diungsikan.
Termasuk pasangan lansia yang tinggal di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, keduanya terjebak di dalam rumah yang terendam setinggi empat meter. Kemudian sebanyak 120.000 lebih petugas jajaran Pemprov DKI Jakarta tersebar diberbagai wilayah untuk menangani dampak banjir. (Hastina/RyV)