Prajurit Wanita Amazon: Mitos atau Sejarah?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kalau tahu Wonder Woman, mungkin pernah dengar tentang kaum Amazon. Di kisahnya, penggambaran mereka sebagai kaum wanita yang immortal dan sangat kuat. Tapi, ternyata kisah Amazon jauh sebelum Wonder Woman ada.

Kaumnya berisi prajurit yang kuat dan tangguh. Di catatan sejarah, tidak ada laki-laki di Amazon. Mereka terkenal sadis dan akan membunuh laki-laki tanpa ampun.

Suku mereka penuh dengan wanita yang pemberani dengan kemampuan berperang yang sangat baik. Untuk Amazon, laki-laki biasanya hanya alat untuk reproduksi, setelahnya mereka akan dibuang. Bayi laki-laki pun biasanya dibunuh atau dibuang. Amazon pokoknya hanya untuk kaum wanita.

Beberapa catatan bahkan berasumsi kalau mereka memotong payudara mereka sendiri agar lebih mudah bergerak saat memanah. Asumsi ini datang dari Yunani yang menamai mereka Amazon, artinya ‘tidak memiliki payudara’.

Tapi asumsi itu salah karena wanita di amazon tetap menjadi ibu dan membesarkan anak-anak mereka. Lalu, tidak ada bukti yang konkret dari Yunani dan lukisan mereka tentang wanita hanya dengan satu payudara atau tidak ada payudara sama sekali.

Para wanita di Amazon terkenal sangat jago dan kuat. Mereka pintar memanah dan menunggangi kuda. Semua orang di Amazon diperkirakan sudah dilatih sejak masih muda. Sehingga semua warganya sama kuat.

Mereka ditakuti dan sempat berperang dengan Yunani. Amazon sempat ditangkap dan dimasukkan ke dalam kapal pasukan Yunani. Para wanita ini nggak tahu cara kerja kapal tapi berhasil mengambil alih kontrol dari para kru.

Setelahnya mereka mendarat di daerah Skithia.

Disinilah mereka sempat berinteraksi dengan beberapa pria disana. Pada akhirnya, beberapa dari wanita Amazon menikah dengan orang Skithia dan membentuk suku baru, Sauromatae. Sisanya menolak untuk tinggal bersama pria dan pergi.

Yang jadi masalah adalah kebenaran cerita Amazon. Apakah mereka nyata? Atau cuma fiksi? Apa buktinya?

Banyak peneliti yang sangat tertarik kepada Amazon—sekumpulan prajurit wanita yang membenci pria. Jadi banyak debat terjadi akan kisah mereka.

Ada yang berpendapat kalau mereka cuma mitos dari Yunani kuno. Dimana memang Amazon ada di catatan kisah Yunani kuno. Isinya tentang seorang pahlawan Yunani, Heracles, yang mengalahkan ratu Amazon, Hippolyta.

Heracles menyerahkan Hippolyta kepada Theseus, penemu dan pemimpin Athens, untuk dinikahi. Tapi setiap versinha berakhir dengan Hippolyta yang meninggal karena dibunuh.

Asumsi yang muncul dari sini adalah Yunani kuno cuma ingin ada mitos tentang pahlawan yang bisa mengalahkan sekelompok kerajaan kuat berisi prajurit wanita yang merupakan anak dari Ares, Dewa perang.

Tapi asumsi mereka hanya ‘mitos’ mungkin bisa ditepis. Karena arkeolog menemukan tengkorak wanita di Rusia Barat. Tengkorak ini dikubur bersama berbagai alat perang dan pakaian perang.

Dari 4 tengkorak yang ditemukan, umurnya beragam dari 13-40 tahun. Penemuan ini membuat mereka menarik kesimpulan bahwa para perempuan ini dilatih sejak muda. Jadi, asumsi kalau mereka seorang prajurit bukan hal yang salah.

Pada hiasan kepala perang mereka, ditemukan motif yang mirip dengan pakaian di Skithia. Hal ini bisa membuktikan bahwa Amazon yang diasumsikan sebagai suku dari Skithia kuno memang benar.

Jika saja ada penemuan lebih lanjut, maka penemuan itu bisa jadi bukti yang kuat kalau Amazon memang pernah ada.

Untuk sekarang, setidaknya kita tahu bahwa dulu memang ada prajurit wanita yang sama kuatnya—atau bahkan lebih kuat dari prajurit laki-laki.

Penulis: Deandra Alika Hefandia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini