MATA INDONESIA, MUMBAI – Inilah Shah Rukh Khan atau terkenal dengan istilah SRK. Baadshah of Bollywood, King of Bollywood atau King Khan adalah julukan bagi aktor India yang tampil dalam lebih dari 80 film Bollywood. Ia sukses meraih sejumlah penghargaan dan memiliki penggemar jutaan di Asia, diaspora India di seluruh dunia.
Khan adalah bintang film paling sukses di dunia.
Dari film ia berhasil mengumpulkan banyak pundi-pundi uang. Tercatat ia memiliki kekayaan hingga USD 600 juta atau setara dengan Rp 8,4 triliun pada 2018.
Pada Juni 2022 lalu, aktor ini merayakan 30 tahun berkarya di Bollywood. Meski tiga dekade telah berlalu, Penulis buku Shrayana Bhattacharya menyebut Shah Rukh Khan salah satu ikon film terbesar di dunia.
Tapi mengapa aktor yang lahir di New Delhi, 2 November 1965 begitu menjadi pujaan sepanjang tiga dekade?
Sama seperti film-filmnya. Jawabannya romantis dan sentimental: Khan selalu mengekspresikan dan merepresentasikan versi terbaik India dan orang-orang Asia Selatan.
Shah Rukh Khan menunjukkan gambaran tentang wilayah yang makmur, plural dan manusiawi. Wilayah yang tanpa meradang karena sentimen beragama.
Bagi jutaan orang India, aktor muslim ini menjadi gambaran dari kisah pertumbuhan ekonomi di negara itu.
Pada era 1990-an, Shah Rukh Khan memulai debutnya di layar kaca. Di saat yang sama India sedang bangkit dan muncul dalam ekonomi global. Shah RUkh Khan ikut tumbuh bersama pertumbuhan ekonomi India.
Saat itu India membuka keran sektor telekomunikasi untuk investasi asing untuk membangun jaringan televisi di negara itu. Saluran-saluran itu berperan menyebarkan film dan lagu Khan. Dan ini menjangkau lebih banyak rumah penduduk India.
Ketika India meliberalisasi ekonominya, minuman bersoda dan mobil baru masuk ke pasar India. Khan terpilih menjadi duta merek mereka.
Namanya meroket dari citra keluarga Delhi yang sederhana menjadi selebriti global. Ini adalah dongeng kesuksesan neo-liberal dari penduduk kelas dua di India. Memberi contoh bagaimana seorang warga India mencapai puncak tanpa hak istimewa ataupun koneksi yang menopangnya. Tak hanya itu, muncullah kesadaran atas hak-hak beragama. Shah Rukh Khan menjadi gambaran pluralisme progresif di masa lalu.
Intoleransi
Namun sekarang intoleransi meningkat di India di bawah pemerintahan nasionalis Hindu, Perdana Menteri Narendra Modi. Tiba-tiba saja, polisi menangkap putra Khan, Aryan Khan, terkait kasus narkoba pada tahun lalu. Ia bebas karena banyak orang menganggap kasus itu menargetkan ikon Muslim paling sukses di India.
Beruntungnya Khan memberikan komentar bijaksana tentang pluralisme India. Ia kemudian memilih memainkan karakter Muslim di bandingkan aktor-aktor seangkatannya.
Para penggemarnya menolak menggambarkan Khan sebatas identitas agamanya. Sebaliknya, mereka melihat Khan sebagai sosok yang bijaksana, jenaka, sukses, dan sangat seksi.
Ketika membahas serangan sayap kanan terhadap Khan dan keluarganya yang beragama campuran -istri Khan adalah seorang Hindu– seorang penggemar Khan hanya menjawab singkat, ”Dia sekuler, tetapi dia juga sangat seksi.”
Yang paling penting, Khan selalu menunjukkan kerapuhan yang manusiawi. Khan biasanya menggambarkan sosok yang rapuh -kekasih, pahlawan, suami bahkan penjahat yang rapuh.
Ia pun sering memerankan tokoh yang tidak nyaman dengan diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Dari tokoh-tokoh yang ia perankan membuat ia bertahan selama tiga dekade. Karakter-karakter itu sering kali membuat penggemarnya jatuh hati. Ia pun menjadi pahlawan super romantis. Data menunjukkan bahwa karakternya terlibat dengan banyak perempuan.
Karakter Khan memiliki perasaan yang sangat dalam, rentan, dan meneteskan banyak air mata.
Penulis film sering berkomentar tentang bagaimana Khan bisa lebih banyak menangis dari kebanyakan aktor di dunia. Sisi manusiawi dari berlinang air mata ini justru membuatnya banyak mendapat limpahan kasih sayang dari banyak penggemarnya.
Setelah hiatus, Khan kabarnya akan merilis tiga film yang akan tayang pada 2023. Para penggemarnya menyambut gembira. Tetapi mereka juga mewaspadai kampanye di media sosial oleh kelompok sayap kanan yang menganjurkan boikot terhadap ikon Muslim dan rilisan Bollywood.
Dan ini membuktikan, ketika politik memecah belah. Kekuatan seorang aktor terletak bagaimana ia menyatukan begitu banyak orang lewat senyuman dan cerita.
Penulis: BBC/Alya