MATA INDONESIA, JAKARTA – Salah satu raja Babylonia yang terkenal kejam dan angkuh adalah Nebukadnezar. Ia raja yang paling lama memerintah dan paling sukses di Babylonia. Tak hanya itu, karena merasa ia menguasai seluruh wilayah, ia menganggap dirinya sebagai Tuhan.
Suatu ketika, Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta. Ia membangun patungnya di dataran Dura di wilayah Babel. Lalu Nebukadnezar mengumpulkan para wakil raja dan penguasa taklukannya, untuk menyembah patung yang ia dirikan.
Ia memerintah tahun 605-562 SM. Pada zamannya, Babylonia mencapai puncak kekuasaan dan pengaruhnya sangat luas. Dalam menanamkan kekuasaannya, Babylonia menghadapi dua pesaing utamanya, yaitu Makedonioa dan Mesir.
Sebagai raja yang berkuasa, Nebukadnezar merancang berbagai proyek pembangunan di Babel, ibu kota kerajaannya. Dia memperkokoh kota dengan mendirikan tembok-tembok tebal dan membangun pintu gerbang Istar yang termasyhur itu sebagai pintu masuk utama kota kebanggaannya. Dia memuja Marduk, dewa pelindung kota. Ia membangun kuil Marduk.
Dalam memadamkan pemberontakan yang muncul di kerajannya, Nebukadnezar tidak mudah menyerah atau pun berhenti bertindak sampai para pemberontaknya tewas.
Ia menyerang orang-orang Yahudi di Yerusalem sampai dua kali. Pada tahun 598 SM, dia menghukum Yahudi karena menolak membayar upeti kepada Babylonia (semacam uang suap agar tidak menyerang). Nebukadnezar membuang Raja Yoyakhin dan beberapa bangsawan serta tukang-tukang ke Babel. Pada tahun 587 SM, Nebukadnezar kembali berusaha menghentikan pemberontakkan Raja Zedekia dengan mengepung Yerusalem dan menghancurkan kota-kota kecil di Yehuda.
Raja Zedekia mencoba melarikan diri dari Yerusalem secara diam-diam. Namun, ia dan keluarganya tertangkap. Zedekia harus menyaksikan anak-anak dan keluarganya mengalami penyiksaan hingga tewas. Nebukadnezar kemudian mencokel matanya dan menahannya.
Pada tahun 586 SM, tentara Nebukadnezar merobohkan tembok-tembok Yerusalem dan menghancurkan kotanya. Mereka membakar Bait Allah, istana raja, dan sejumlah rumah yang masih tersisa di Yerusalem. Ia kemudian mengiring dan menjadikan penduduk Yahudi sebagai budak dan ditawan ke Babel, tempat mereka hidup sebagai orang buangan sampai Babel jatuh. Orang-orang Yahudi ini akhirnya bebas saat Raja Koresh dari Persia membebaskan mereka pada tahun 539 SM.
Kejam
Siapakah Nebukadnezar? Ia merupakan seorang raja dari Kerajaan Babylonia baru, atau disebut juga Chaldean. Lahir di tahun 630 SM, ia tumbuh menjadi seorang prajurit dan panglima yang handal dan hebat dalam perang. Setelah menjadi prajurit, ia menjadi komandan militer. Pencapaiannya waktu itu adalah keberhasilan mengambil alih Syria dari tentara Mesir. Setelah itu ia menggantikan ayahnya Nabopolassar untuk menjadi raja pada Agustus 605 SM.
Saat masih muda, Raja Nebukadnezar memiliki ambisi dan potensi yang besar untuk mendominasi dunia melalui kepiawaiannya dalam kekuatan militer. Atas kepemimpinannya, Babylonia berhasil menginvasi Asyur, Mesir, dan Yehuda.
Invasi terbesarnya ialah pengepungan Yerusalem pada tahun 589 SM. Ia membunuh, merobohkan kota, dan membakar kuil, yang berpuncak pada kehancuran kota dan Bait Sucinya. Peristiwa ini sangat berpengaruh hingga tercatat dalam sejarah Alkitab.
Banyak yang menganggapnya sebagai raja yang jahat dan kejam, ia bahkan dengan tega menghilangkan nyawa orang-orang Yahudi. Semua invasi yang ia lakukan membuat banyak raja-raja di berbagai kerajaan kecil ikut tunduk atas perintahnya.
Selain terkenal dengan kebrutalan dalam berperang, Nebukadnezar juga berpartisipasi membangun negerinya menjadi makmur dengan cara mempromosikan keindahan arsitektur yang ada, seperti Taman Gantung Babylonia yang menjadi bagian dari 7 Keajaiban Dunia dan Gerbang Ishtar yang dibangun pada tahun 575 SM.
Kekuasaan Nebukadnezar berkembang sangat luas membuat ia merasa bagaikan Tuhan. Ia membanggakan kemenangan dan kehebatannya. Dampak dari kekuasaannya yang sangat besar dan menyebar ke seluruh dunia membuatnya terkenal sebagai julukan “King of men and beasts” atau raja manusia dan binatang.
Penulis: Keshatita