MATA INDONESIA, LONDON – Pertengahan tahun 70-an adalah masa-masa yang kelam bagi masyarakat Inggris. Program layanan sosial yang terbengkalai, dan angka kemiskinan kian meroket tajam. Banyak anak muda Inggris kehilangan harapan dan impian. Mereka yang putus asa itu kemudian beralih menjadi punk rocker jalanan.
Saat itulah muncul The Clash. Band punk ini seolah mewakili kegelisahan anak-anak muda Inggris. The Clash menyuarakan aksi protes dengan lagu-lagunya. The Clash memiliki sosok frontman punk rocker pembangkang nan karismatik bernama Joe Strummer. Sebagai vokalis dan gitaris, Joe yang punya nama lengkap John Graham Mellor ini menulis lirik dan mencipta lagu The Clash.
Joe Strummer terlahir dengan nama lengkap John Graham Mellor pada 21 Agustus 1952 di tepian kota Ankara, Turki. Ayahnya adalah seorang diplomat asal Inggris. Berpindah dari satu negara ke negara lainnya menjadi hal yang biasa bagi Strummer kecil. Berbagai belahan dunia seperti Mesir, Jerman hingga ke benua Afrika telah ia jelajahi. Maka tak heran jika Strummer kecil sudah terbiasa hidup mandiri. Sebagian waktunya ia habiskan dengan mengonsumsi bermacam-macam karya musik favoritnya di kala merantau jauh dari rumah.
Ketika Strummer berusia sembilan tahun, orang tuanya mendaftarkannya di Kota London Freemen’s School, sekolah asrama. Ia hanya melihat orang tuanya setahun sekali selama tujuh tahun ke depan.
Bunuh Diri
Dibesarkan tanpa orang tua, Strummer memilih musik sebagai pelampiasan hidupnya. Di usia sekolah ia sudah mendengarkan musik rock dan tergila-gila dengan Little Richard, the Beach Boys dan Woody Guthrie. Bahkan dalam keseharian, Strummer menggunakan julukan “Woody”.
Ia pun mempelajari instrumen musik dan mulai serius belajar gitar, selama beberapa tahun dalam berbagai kesempatan Strummer kemudian menyebut band asal Amerika Beach Boys sebagai “alasan ia bermain musik”.
Pada tahun 1970, kakak lelakinya David, bunuh diri setelah bergabung dengan Front Nasional fasis sayap kanan. Hal ini membuat dirinya shock. Dan peristiwa inilah yang mengubah karakter Joe Strummer. Setelah lulus dari City of London Freemen’s School, Strummer mendaftar di Central School of Art and Design London. Ia pun tertarik menjadi kartunis profesional. Namun karena kondisi orang tuanya yang bermasalah dengan keuangan, sejak 1973 hingga 1976, ia mengambil pekerjaan sambilan sebagai penggali kubur. Terkadang ia ngamen bersama band yang dibentuknya.
Bakat bermusik Strummer dilirik oleh Mick Jones dan Bernie Rhodes ketika mereka melihat aksi Strummer berpentas bersama band lamanya, 101’ers, di sebuah pub malam. Mereka terkesan dengan penampilan agresif yang dilakoni baik oleh Strummer. Bak gayung bersambut, Mick Jones akhirnya mengajak Strummer untuk membentuk sebuah band punk, The Clash di tahun 1976.
London Calling
Tak butuh waktu lama bagi Strummer dan The Clash menorehkan kesuksesan. Album-album punk yang mereka produksi, The Clash (1977), Give ‘Em Enough Rope (1978), London Calling (1979), Sandinista! (1980), Combat Rock (1982), hingga terakhir Cut the Crap (1985) laris manis di pasaran. Malah album London Calling menjadi masterpiece musik punk saat itu. Kejeniusan Strummer mencampur berbagai elemen-elemen penting musik dunia dari sentuhan reggae, ska, funk, dub, hingga nuansa rockabilly membuat The Clash berbeda dengan band punk lainnya. Strummer pun mampu menciptakan lirik jenius sarat nilai politis. Sebagai penulis lagu handal, Strummer secara konsisten tegas menentang sistem kapitalisme, embel-embel imperialisme, dan isu rasisme yang cukup kuat pengaruhnya di saat itu.
Sayangnya kesuksesan band ini tidak sejalan dengan karakter Joe Strummer. Perilaku Joe Strummer menjadi tidak menentu. Polisi menangkap Strummer karena memukul penonton dengan gitarnya pada Mei 1980. Dia menghilang di periode menjelang rilis album Combat Rock pada tahun 1982.
Tak hanya itu. Pujian dan pujaan kepada Joe Strummer membuat ia menjadi arogan. Pada September 1983, Joe Strummer memecat Mick Jones, orang yang merekrutnya pertama kali dari band.
Bubar
Tahun 1986 Joe Strummer membubarkan band ini. Padahal saat itu The Clash sedang berada di puncak karier. Joe merasa ruang geraknya sebagai seniman terbatasi oleh The Clash. Ia kemudian solo karier dan terlibat berkontribusi sebagai pengisi soundtrack di film Sid and Nancy garapan sutradara Alex Cox. Ia menyumbang dua lagu seperti “Love Kills” dan “Dum Dum Club” di dalamnya.
Strummer pun turut berpartisipasi dalam mengisi repertoar lagu di film-film arahan Cox seperti Walker dan Straight to Hell yang rilis bersamaan di tahun 1987. Dan beberapa tahun kemudian, sutradara beken Jim Jarmusch juga tertarik mengajaknya menjadi aktor film Mystery Train garapannya.
Menjalani fase karier solonya, Strummer tetap produktif di blantika musik dengan mendirikan proyekan solid seperti Latino Rockabilly War dan The Mescaleros. Ia pun menyempatkan diri beraliansi dengan unit celtic punk legendaris The Pogues, meski hanya dalam waktu yang singkat.
Joe Strummer tutup usia pada 22 Desember 2002 di kediamannya di Broomfield, Somerset, Inggris. Ia meninggal akibat serangan jantung di umur 50 tahun. Sesaat setelah kematiannya, ia dan The Clash mendapat penghargaan di Rock and Roll Hall of Fame pada Januari 2003. Strummer juga menjadi obyek film dokumenter bertajuk Joe Strummer: The Future Is Unwritten arahan sutradara Julien Temple di tahun 2007.
Reporter : Nabila Kuntum Khaira Umma