Misteri Kematian Para Jenderal Rusia di Ukraina

Baca Juga

MATA INDONESIA, KIEV – Beberapa jenderal dan pimpinan militer Rusia kabarnya menemui ajal saat berperang dengan Ukraina. Ini menjadi tanda tanya besar. Kenapa mereka tewas dan apa alasan mereka harus mati dalam pertempuran yang sudah berlangsung selama beberapa bulan ini.

Salah satunya adalah ketika sebuah jet tempur canggih Su-25 milik Rusia ditembak jatuh di atas wilayah Donbas, Ukraina pada Mei 2022 lalu.

Serangkaian pertanyaan tentang pilot pesawat itu mencuat.

Tanda tanya yang muncul antara lain. Kenapa pesawat tempur canggih itu pilotnya berusia 63 tahun dan pensiunan mayor jenderal.

Pilot yang tewas itu bernama Mayor Jenderal Kanamat Botashev. Ia adalah pilot tempur Rusia yang sangat terampil. Ia pernah mendapat kehormatan dari militer Rusia. Ada sejumlah pertanyaan, kenapa jenderal pensiunan harus mengemudikan pesawat yang canggih untuk menyerang dan memborbadir wilayah Ukraina?

Botashev adalah satu dari sejumlah jenderal Rusia yang tewas dalam pertempuran di Ukraina. Meskipun jumlah pastinya masih simpang siur, tewasnya satu jenderal sangat tidak biasa dalam sebuah perang modern.

Sebagai perbandingan, ketika Mayor Jenderal Harold Greene dari angkatan bersenjata Amerika Serikat terbunuh tentara Afghanistan dalam serangan tahun 2014, ia merupakan jenderal pertama negara itu yang tewas dalam pertempuran selama kurun lebih dari 40 tahun.

Nah, saat perang dengan Ukraina, justru ada sebelas jenderal Rusia tewas dalam pertempuran ini.  Militer Ukraina mengunggah tewasnya tiga jenderal dalam video di sosial media. Namun ternyata ketiganya masih hidup dan mereka menyangkalnya.

Militer Ukraina pun kemudian mengumumkan delapan jenderal Rusia lainnya tewas dalam pertempuran di Ukraina. Empat dari mereka ternyata benar sudah tewas.  Sementara kematian empat jenderal lainnya belum terkonfirmasi, meski juga tidak dapat bantahan.

Tiga dari empat jenderal yang telah terkonfirmasi tewas adalah

  1. Mayor Jenderal Andrey Sukhovetsky.

Seorang pensiunan perwira militer Rusia mengunggah cuitan di Twitter bahwa penembak jitu telah menembak Sukhovetsky di daerah Hostomel. Tidak jauh dari ibu kota Kiev.

2. Mayor Jenderal Vladimir Frolov

Ia tewas oleh tentara Ukraina pada 16 April 2022 lalu. Kabar tersebut terkonfirmasi ketika pemberitahuan tentang pemakamannya muncul di kota St Petersburg, Rusia.

3. Mayor Jenderal Roman Kutuzov

Pada 5 Juni 2022 lalu, seorang jurnalis yang bekerja untuk media milik pemerintah Rusia mengunggah informasi di Telegram bahwa Mayor Jenderal Roman Kutuzov telah terbunuh saat memimpin serangan terhadap pasukan Ukraina di Donbas.

Mengapa kita tidak tahu jumlah jenderal Rusia yang tewas di Ukraina?
Jawaban sederhananya, Ukraina tidak memiliki informasi yang pasti. Di sisi lain, Rusia tidak akan mengeluarkan informasi terkait hal ini.

Bagi Rusia, kematian anggota militer merupakan rahasia negara. Bahkan pada masa damai.

Rusia pun belum memperbarui angka resmi korban tewas di kalangan militer mereka dalam pertempuran di Ukraina sejak 25 Maret. Dalam data itu, jumlah korban tewas yang mereka catat adalah 1.351 tentara. Angka itu pernah muncul secara resmi pada bulan pertama pertempuran.

BBC melakukan investigasi untuk melacak berapa sebenarnya jumlah korban yang pasti dalam pertempuran antara Rusia dan Ukraina. Memanfaatkan sumber terbuka dan wawancara dengan keluarga tentara Rusia, BBC mendapatkan data  3.500 korban.

Data itu memuat nama dan pangkat serta menunjukkan bahwa jumlah tentara Rusia yang tewas bisa jadi jauh lebih tinggi dari data BBC. Penelitian BBC juga menunjukkan bahwa satu dari lima tentara Rusia yang terbunuh adalah perwira menengah atau senior.

Yang menarik, proporsi korban tewas di kubu Rusia yang berstatus perwira tinggi sangat mencolok. Namun Rusia memiliki jumlah perwira senior yang sangat besar, sekitar 1.300 jenderal secara keseluruhan. Walau begitu, banyak di antara jenderal Rusia itu tidak akan pernah terlibat langsung di medan perang.

Di Rusia, perwira berpangkat tinggi melakukan tugas dan membuat keputusan untuk perwira berpangkat lebih rendah. Ini membawa para jenderal Rusia lebih dekat ke garis pertempuran terdepan. Para pejabat negara Barat menyebut bahwa kondisi psikologis yang rendah di antara pasukan Rusia memaksa pengerahan para jenderal untuk memberi dukungan moral. Kekurangan peralatan komunikasi juga berkontribusi terhadap bahaya yang dialami para perwira tinggi ini. Situasi tersebut memaksa para jenderal untuk menggunakan telepon konvensional. Dampaknya, mereka akan lebih dekat ke medan pertempuran dan keamanan operasional Rusia terancam.

Sejumlah laporan media massa AS menyebut perwira intelijen militer Ukraina sengaja menargetkan perwira tinggi Rusia dengan mengerahkan penembak jitu atau pasukan artileri. Selain itu, intelijen AS memberikan informasi ke Ukraina tentang keberadaan para jenderal Rusia ini.

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini