MATA INDONESIA, JAKARTA – Li Na menjadi petenis putri Asia pertama yang menjuarai gelar grand slam. Ternyata, dulu Li Na lebih menyukai bulutangkis.
Li Na lahir pada 26 Februari 1982 di Wuhan, China, dari pasangan Li Sheng Ping, yang merupakan mantan pebulutangkis nasional, dan Yan Ping.
Nama Li Na menjadi terkenal usai berhasil menjadi petenis Asia pertama yang menjuarai Grand Slam French Open di 2011. Tak hanya satu, Li Na mampu meraih grand slam keduanya di 2014 ketika menjuarai Australian Open.
Siapa sangka Li Na kecil justru memulai kariernya dari bulutangkis, mengikuti jejak sang ayah. Ia memutuskan berpindah ke tenis sejak bertemu Xia Xiayou, yang sempat menjadi pelatihnya. Pada usia 15 tahun Li Na berhasil masuk Timnas Tenis China dan terjun ke dunia kompetisi profesional setahun setelahnya, yakni pada 1998.
Pada akhir tahun 2002, Li membuat keputusan besar untuk rehat sejenak dari Timnas dan melanjutkan pendidikan di Huazhong Institute of Science and Technology. Baru dua tahun kemudian, ia kembali ke Timnas dan bertemu dengan pujaan hati yang kini sudah menjadi suami dan pelatihnya, Jiang Shan. Satu tahun kemudian, ia mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai atlet tenis Cina pertama yang memenangkan WTA Guangzhou International Women Open 2003.
Pada 2011, Li Na sukses keluar sebagai juara Grand Slam French Open setelah mengandaskan sang juara bertahan asal Italia, Fransesca Schiavone setelah sebelumnya menjadi runner-up pada Australian Open 2011.
Li Na mengibarkan bendera Cina pada turnamen Australian Open 2014 dengan sederet rekor baru seperti raihan peringkat tertinggi WTA World yang pernah dicapai, yakni nomor 2 dan petenis putri Asia pertama yang menjuarai Australian Open.
Sayangnya, pada 19 September 2014 melalui media sosial, Li Na memutuskan pensiun dari dunia tenis pada usia 32 tahun karena cedera lutut kronis yang dideranya. Ia sudah berusaha sembuh dan pulih, namun nyatanya cedera tersebut datang berulang kali dan membahayakan kesehatannya.
Reporter: Afif Ardiansyah