MATA INDONESIA, JAKARTA – Maria Sharapova adalah mantan petenis asal Rusia yang pernah menduduki peringkat 1 WTA dan sekarang tinggal di Amerika Serikat, walaupun tetap menjadi warga negara Rusia. Dia lahir di Nyagan, Khanty-Mansi, Siberia, Rusia, pada 19 April 1987.
Ia telah memenangkan 4 gelar Grand Slam, termasuk Australia Terbuka (2008) dan AS Terbuka (2006) dengan mengalahkan Justine Henin. Pada 2004, ia mengalahkan Serena Williams di final Wimbledon.
Awal kariernya dimulai pada 2004. Sharapova langsung menjadi juara Wimbledon sebagai pemenang ketiga termuda dalam sejarah. Ia mengalahkan Ai Sugiyama (5-7, 7-5, 6-1) di perempat final, Lindsay Davenport (2-6, 7-6, 6-1) di semifinal, dan Serena Williams (6-1, 6-4) di final. Ia juga menjadi orang pertama Rusia yang berhasil memenangi gelar tersebut.
Pada turnamen AS Terbuka beberapa bulan kemudian, ia kalah dari petenis Prancis dan 2 kali juara Grand Slam, Mary Pierce. Sharapova mengakhiri tahun 2004 dengan kemenangan pada turnamen penutup tahun, WTA Championships, mengalahkan Serena Williams.
Sejak Juni 2004 sampai dengan semifinal turnamen Wimbledon 2005, ia memenangi pertandingan sebanyak 22 kali beruntun di lapangan rumput, termasuk memenangi turnamen di Birmingham dan Wimbledon. Sharapova mencapai semifinal Australia Terbuka pada 2005. Ia dikalahkan oleh Serena Williams dan tidak bisa mempertahankan gelar Wimbledon-nya. Sharapova sempat menduduki peringkat pertama dalam peringkat tenis WTA, walaupun hanya satu minggu.
Ia mendapatkan gelar pertama pada 2006 dan gelar ke-11 sepanjang kariernya pada turnamen Tier 1, Pacific Life Open di Indian Wells, California dan menjadi unggulan ketiga. Ia menjadi orang Rusia pertama yang mencapai final pada turnamen tersebut.
Sharapova memulai tahun 2007 dengan mencapai final pada turnamen eksibisi dan pemanasan untuk Australia Terbuka 2007, Watson Water Champions Challenge, meskipun ia dikalahkan oleh Kim Clijters.
Pada turnamen Australia Terbuka 2007, ia berhasil mengalahkan petenis peringkat ke-62, Camille Pin pada babak kedua. Pertandingan tersebut dimainkan di tengah temperatur udara yang sangat panas, yaitu 40 derajat celcius. Sharapova juga mengalahkan lawannya pada babak berikutnya, walaupun akhirnya kalah oleh Serena Williams pada babak final.
Hingga kini ia telah memenangkan banyak gelar dari federasi Rusia maupun internasional, seperti WTA Player of the Year, Hottest female athlete of the year, Master of Sports of Russia, dan masih banyak lagi.
Selain tenis, kala itu Sharapova juga sesekali tampil di dunia modeling dengan menjadi model iklan dan sampul majalah. Banyak yang menyebut, Sharapova lebih pantas menjadi model ketimbang mengayun raket karena punya paras cantik dan tubuh atletis.
Reporter : Afif Ardiansyah