MATA INDONESIA, JAKARTA – Hari ini, 10 Juli 2020, eks Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad sudah berusia 95 tahun. Namun, ia masih aktif dalam hiruk-pikuk perpolitikan di Negeri Jiran pada usianya yang telah senja.
Sepanjang karirnya di dunia politik dan tiga kali menjabat Perdana Menteri, hidup Mahathir tak bisa lepas dari sederet kontroversi. Mulai dari soal pernyataannya terhadap kelompok Yahudi, serangan tak langsung ke etnis Cina dan berurusan dengan Presiden AS Donald Trump.
Berikut, beberapa kontroversi dalam karir politik Mahathir Mohamad sebagai tokoh besar di Malaysia.
1. Kebencian pada Yahudi
Dalam beberapa pernyataan dan kutipan dari bukunya, Mahathir terang-terangan menyerang kaum Yahudi. Seperti saat berpidato di Cambridge, Inggris 2019 lalu, Mahathir menyebut ia hanya bisa berteman dengan kaum Yahudi tertentu saja.
“Saya punya beberapa teman Yahudi, teman sangat baik. Mereka tidak seperti Yahudi yang lain. Itu sebabnya mereka teman saya,” kata Mahathir, 16 Juni 2019, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Kemudian, Mahathir dalam bukunya berjudul The Malay Dilemma mengatakan bahwa kaum Yahudi memiliki hidung bengkok.
“Mereka berhidung bengkok. Banyak orang menyebut orang Melayu berhidung pesek. Kami tidak berkeberatan. Kami tidak pergi berperang karena pernyataan itu,” kata Mahathir menjawab pertanyaan soal hidung bengkok.
2. Dominasi Cina di Malaysia
Masih dalam bukunya The Malay Dilemma yang terbit tahun 1970, Mahathir juga menunjukkan ketidaksukaannya kepada etnis Cina yang banyak menghuni tanah Malaysia.
Mahathir terang-terangan menjelaskan bagaimana etnis Cina mulai mendominasi nasib warga Melayu, bahkan menjadi bos di tanah orang. Buku ini sempat dilarang beredar.
3. Ribut dengan Trump
Sebagai seorang Muslim, tentu Mahathir lebih membela Palestina dan memusuhi Israel. Tapi, siapa sangka dampaknya sampai mengena ke Presiden AS Donald Trump. Ia tak suka dengan campur tangan AS yang lebih berpihak ke Israel.
Mahathir meminta Trump untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden untuk menyelamatkan AS.
“Saya meminta dia mundur demi menyelamatkan Amerika,” ujar Mahathir seperti dikutip dari The Star.
Komentar pedas itu disambut negatif oleh Kedubes AS di Malaysia. Mahathir disebut telah merusak hubungan antara AS dan Malaysia.