Jejak Soedirman dari Kepala Sekolah hingga Panglima Perang yang pernah Berwudhu dengan Embun

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tepat 27 Juni 1947, Jenderal Soedirman ditahbiskan sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta.

Sosok Soedirman memegang peran yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia. Meski dalam keadaan sakit dan lemah, ia tetap memimpin perang sehingga Indonesia bisa bebas dari bayang-bayang penjajahan Belanda.

Berikut kumpulan fakta menarik soal sosok kelahiran Purbalingga 24 Januari 1916 ini ;

1. Pemuda Cerdas yang Hidup Jauh dari Orang Tua

Sejak lahir Jenderal Soedirman tidak hidup dengan kedua orang tuanya. Ia hidup dengan saudara dari ibunya yang bernama Raden Cokrosunaryo yang saat itu jadi camat.

Ia pun mendapatkan gelar raden karena dianggap sebagai anak sendiri oleh Cokrosunaryo. Sejak kecil ia dididik dengan sangat baik oleh orang tua angkatnya itu. Ia disekolahkan hingga menjadi pemuda yang sangat cerdas.

Soedirman kecil
Soedirman saat masih kanak-kanak. (Foto: Mengikuti Jejak Panglima Besar)

Dari kecil hingga berumur 18 tahun, Jenderal Soedirman tidak pernah diberitahu siapa orang tua aslinya. Ia hanya tahu jika Cokrosunaryo adalah ayah yang menyayanginya dengan tulus.

Setelah mengetahui fakta ini, Jenderal Soedirman akhirnya diperkenankan untuk hidup lagi dengan keluarganya meski pada akhirnya ia lebih aktif dalam belajar setelah sang ayah asli meninggal dunia.

2. Seorang Kepala Sekolah

Jenderal Soedirman pernah menjadi seorang guru. Ia mengajarkan murid-muridnya pelajaran moral dengan menggunakan contoh dari kehidupan para rasul dan kisah wayang tradisional. Ia dikenal sebagai sosok guru yang adil dan sabar yang akan mencampurkan humor dan nasionalisme dalam pelajarannya. Hal ini membuatnya populer di kalangan muridnya.

Soerdirman

Meskipun bergaji kecil, Soedirman tetap mengajar dengan giat. Akibatnya, dalam beberapa tahun Soedirman diangkat menjadi kepala sekolah meskipun tidak memiliki ijazah guru.

Sebagai hasilnya, gaji bulanannya meningkat empat kali lipat dari tiga gulden menjadi dua belas setengah gulden. Sebagai kepala sekolah, Soedirman mengerjakan berbagai tugas-tugas administrasi, termasuk mencari jalan tengah di antara guru yang berseteru.

Seorang rekan kerjanya mengisahkan bahwa Soedirman adalah seorang pemimpin yang moderat dan demokratis. Dia juga aktif dalam kegiatan penggalangan dana, baik untuk kepentingan pembangunan sekolah ataupun untuk pembangunan lainnya.

3. Panggilan Dinda dari Soekarno

Soekarno dan Soedirman adalah Sahabat yang sangat dekat. Soekarno memanggil Soedirman dengan sebutan Dinda karena 15 tahun lebih tua, sementara Soedirman memanggil Soekarno sebagai Kanda. Seperti yang tertulis dalam surat berikut, “Kanda doakan kepada Tuhan, moga-moga Dinda segera sembuh…” yang ditulis Soekarno sebulan sebelum Soedirman wafat pada 29 Januari 1950.

Soedirman dan Soekarno

Setelah wafat, Soekarno menempatkan sahabatnya itu sebagi ikon sejarah. Ketika membangun sebuah jalan baru yang besar dan lebar tahun 1962 untuk akses ke pinggiran kota menuju sebuah stadion baru termegah di dunia saat itu, Soekarno menamakan jalan tersebut Jalan Jenderal Soedirman.

4. Pernah Berwudhu dengan Embun saat Perang Gerilya

Menurut pengakuan mantan Pengawal Jenderal Soedirman, Mayor (Purn) Abu Arifin yang adalah seorang nasrani, Jenderal Soedirman adalah sosok yang begitu mengagumkan dan taat beragama.

Soerdirman pimpin perang di atas tandu

Di tengah hutan, kerap kali mereka sulit menemukan mata air. Padahal, untuk bersalat, Jenderal Soedirman butuh berwudhu. Maka, dalam berbagai kesempatan, sang Jenderal berwudhu dengan embun yang menempel di dedaunan.

Tiap waktu salat tiba, Jenderal Soedirman selalu bersalat. Kesaksian Abu Arifin, tak sekali pun Jenderal Soedirman meninggalkan salat lima waktu.

Banyak yang menganggap Jenderal Soedirman sakti lantaran selalu lolos dari sergapan Belanda. Tetapi, bagi Arifin, Tuhan lah yang melindungi sang Jenderal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Dorong Kontribusi Program Swasembada Pangan

Oleh: Puteri Mahesa Widjaya*) Indonesia memasuki babak baru dalam upaya mewujudkan kemandirian pangannasional melalui langkah-langkah progresif yang digerakkan oleh Badan PengelolaInvestasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini tampil sebagai simboltransformasi pengelolaan aset negara yang bukan hanya efisien secara ekonomi, tetapijuga berpihak pada kebutuhan strategis bangsa. Dengan visi kuat dan strategi terukur, Danantara membuktikan diri sebagai motor penggerak utama program swasembadapangan. Langkah-langkahnya mencerminkan optimisme masa depan, di mana kekuatandomestik diolah menjadi sumber daya nasional yang berdaulat. Danantara hadir bukansekadar sebagai pengelola investasi, tetapi sebagai garda depan perubahan yang membawa harapan besar bagi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Komitmen Danantara terhadap program swasembada pangan mendapat apresiasi dariberbagai pihak, termasuk legislatif. Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyampaikan harapan besar agar Danantara dapat menjadi pemimpin dalam penguatan kedaulatanpangan nasional. Ia menegaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas kelembagaanuntuk mengonsolidasikan aset-aset negara, termasuk lahan dan alat produksi yang belum terkelola secara maksimal. Menurutnya, banyak aset tanah milik negara, baikyang dikelola BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara, Perhutani, maupun ID Food, yang dapat diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini menjadipenguat arah kebijakan Danantara dalam memanfaatkan kekuatan domestik gunamemenuhi kebutuhan strategis bangsa. Salah satu fokus utama Danantara dalam mewujudkan swasembada pangan adalahkonsolidasi aset-aset negara berupa lahan produktif. Melalui identifikasi dan pemetaanulang terhadap lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, Danantara mengambil langkah proaktif untuk menjadikannya sebagai basis produksipangan. Lahan milik negara yang berada di bawah pengelolaan berbagai BUMN kinidiarahkan untuk mendukung pertanian strategis, termasuk komoditas pangan pokokyang selama ini menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hal ini sejalan dengan visijangka panjang pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai sumber dayaberkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Danantara juga mengedepankan revitalisasi pabrik dan alat produksiyang tersebar di berbagai wilayah. Dengan menghidupkan kembali fasilitas produksimilik negara, Danantara membangun fondasi industri pangan yang kuat dan efisien. Pabrik-pabrik yang telah dipulihkan akan difungsikan kembali sebagai pusat pengolahanhasil pertanian, gudang logistik, maupun sebagai pusat distribusi bahan pokok. Langkahini akan mempercepat rantai pasok, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkandaya jangkau pangan ke seluruh penjuru nusantara. Dukungan Danantara terhadap ketahanan pangan juga ditunjukkan melalui konsolidasisektor pupuk. Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwadalam rencana kerja tahun 2025, industri pupuk menjadi salah satu prioritas utama. Konsolidasi ini mencakup pembangunan dan perbaikan pabrik, serta penyederhanaanproses bisnis agar produksi lebih efisien. Menurutnya, strategi ini bertujuan menurunkanbiaya produksi pupuk dan memastikan ketersediaannya bagi petani di seluruh wilayahIndonesia. Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa Danantara tidak hanya fokuspada aspek korporasi, tetapi juga pada pelayanan terhadap kepentingan publik secaraluas. Dony juga menjabarkan bahwa Danantara telah menetapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Ketiga pilar ini menjadi fondasidalam optimalisasi sembilan sektor strategis BUMN, termasuk sektor pangan, pupuk, kawasan industri, dan hilirisasi komoditas. Program kerja ini mencerminkan keseriusanDanantara dalam membentuk sistem industri nasional yang tangguh dan efisien, dengan tujuan akhir mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk memastikan keberlanjutan seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga menekankanpentingnya penguatan tata kelola kelembagaan, termasuk di bidang manajemen risiko, legalitas aset, sumber daya manusia, dan keuangan. Pendekatan ini menunjukkanbahwa transformasi yang dilakukan Danantara bukan semata-mata pada sisi fisik atauaset, tetapi juga menyangkut reformasi manajerial yang menyeluruh. Dalam konteks ini, Danantara hadir sebagai wajah baru dari pengelolaan investasi negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Langkah-langkah strategis Danantara juga didukung dengan kolaborasi lintas sektor, baik dengan kementerian teknis, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha dankomunitas lokal. Kemitraan yang inklusif ini menjadi kekuatan penting dalammempercepat implementasi program swasembada pangan secara merata di berbagaiwilayah Indonesia. Dengan memperkuat sinergi, Danantara memastikan bahwa setiapelemen dalam rantai nilai pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi, dapatberfungsi optimal. Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran Danantara menjadi representasi daritekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Pengelolaan aset negara yang diarahkanuntuk kebutuhan rakyat merupakan bentuk nyata dari ekonomi berdaulat. Melaluilangkah-langkah konkret yang dilakukan saat ini, Danantara tidak hanya memperkuatsektor pangan, tetapi juga meneguhkan peran strategis BUMN sebagai instrumenpembangunan nasional yang relevan dan berdampak langsung. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif yang tinggi, Danantara diyakini akanmenjadi lokomotif baru dalam mewujudkan swasembada pangan yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan, dan Danantara berada di garda depan perjuangan ini, membawa harapan, solusi, danmasa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. *Penulis merupakan Jurnalis Ekonomi dan Investasi
- Advertisement -

Baca berita yang ini