MATA INDONESIA, JAKARTA – Sosok Bruce Lee dikenang sebagai salah satu legenda kungfu. Ia juga dinilai berhasil memadukan ilmu beladiri dalam film-film yang diperankannya.
Sebuah fakta menarik pun terkuak di balik penampilannya yang hampir tak berkeringat di layar kaca. Demi menjamin kesempurnaan penampilannya itu, Bruce Lee pun menjalankan metode ekstrem yaitu mengangkat kelenjar keringat di ketiaknya. Prosedur pembedahan ini dilakukan pada tahun 1973.
Alih-alih untuk tampil sempurna, ternyata operasi tersebut diduga malah membawa petaka bagi Bruce Lee. Ia pun disnyalir meninggal karena tubuhnya tak bisa mengeluarkan keringat hingga terkena sengatan panas alias heat stroke.
Heat stroke sendiri adalah sebuah kondisi suhu tubuh bisa mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Biasanya heat stroke ini disebabkan oleh suhu lingkungan atau aktivitas tinggi yang meningkatkan suhu tubuh.
Beberapa gejalanya adalah mual, kejang, bingung, disorientasi, kehilangan kesadaran atau pingsan, sampai koma. Tak dimungkiri, heat stroke ini bisa menyebabkan kematian karena menimbulkan kerusakan otak dan organ internal tubuh lainnya.
Pendapat ini diungkapkan oleh jurnalis Amerika Matthew Polly dalam sebuah buku biografi berjudul “Bruce Lee: A Life”. Ada beberapa alasan mengapa Polly menyebut heat stroke sebagai pencabut nyawa Lee.
Ia menjelaskan bahwa 10 minggu sebelum kematiannya, Bruce Lee pernah pingsan karena kepanasan di dalam ruangan.
“Pada 10 Mei 1973, di salah satu hari terpanas bulan itu, dia masuk ke ruang dubbing kecil. Mereka mematikan AC agar tidak menggangu soundtrack. Seketika itu dia kepanasan dan merasa pusing.”
“Dia meninggalkan ruangan dan ambruk ke lantai. Setelah itu dia bangkit, dan ketika kembali ke ruang panas itu dia pingsan lagi dan mulai kejang. Mereka membawanya ke rumah sakit dan para dokter menduga otaknya bengkak … Dan itu gejala pertama yang tampak persis seperti kasus heat stroke,” ujarnya kepada Fox News.
Polly juga mengklaim bahwa beberapa bulan sebelum insiden pertama, kelenjar keringat Bruce Lee yang berada di lengan diangkat melalui operasi.
“Itu adalah usaha untuk terlihat bagus di layar. (Tapi) akan membuatnya lebih sulit untuk mengeluarkan hawa panas.” katanya.
Di sisi lain, Istri Bruce Lee, Linda Lee Cadwell pernah mengatakan kepada Los Angeles Times di 1998 bahwa kematian suaminya disebabkan oleh pembengkakan otak karena hipersensitivitas terhadap Equagesic atau obat penghilang rasa sakit.
Sementara itu, fakta di lapangan menyebutkan bahwa Bruce Lee meninggal di apartemen milik artis Betty Ting Pei, yang kabarnya memiliki hubungan istimewa dengannya. Pei dilaporkan menawarkan Equagesic kepada Lee setelah mengeluh sakit kepala.
Hingga kini kematiannya masih menyisahkan misteri, namun namanya tetap dikenang sebagai salah satu Mega Bintang film Kungfu dunia. Bruce Lee wafat pada tanggal 20 Juli 1973, di usia 32 tahun.