MATA INDONESIA, JAKARTA-Nama Indonesia ternyata menjadi salah satu penyebab Amerika Serikat kalah perang di Vietnam. Namun, hal itu memang tak banyak yang orang tahu. Lantas apa yang menjadi penyebabnya dan apa hubungannya dengan sejarah Indonesia?
Diketahui, tentara Amerika kalah dalam perang Vietnam karena tidak mampu menghadapi serangan gerilyawan Vietcong. Gerilyawan Vietcong sangat mengusai medan pertempuran di hutan-hutan. Mereka sangat menguasai teknik perang bergerilya. Lalu darimana gerilyawan Vietkong belajar perang gerilya yang hasilnya menang perang lawan Amerika?
Disinilah hubungannya perang Vietnam dan Indonesia. Beberapa pimpinan gerilyawan Vietkong mengatakan bahwa mereka membaca buku “Pokok-Pokok Perang Gerilya” karangan Jendral AH Nasution dan menjadikannya pedoman mereka dalam menetapkan strategi. Nasution adalah salah seorang dari 3 Jenderal Besar bintang 5 di Indonesia.
Vietcong tidak berpatokan pada Mao Tse Tung yang juga ahli perang gerilya karena kondisi alam dan masyarakatnya berbeda. Kondisi alam dan masyarakat yang paling mirip dengan Vietnam adalah Indonesia dan itu ada dalam buku karangan Nasution.
Saat itu Vietkong tidak melakukan perang frontal dengan tentara AS. Mereka bertahan di hutan dan pegunungan. Mengepung wilayah perkotaan yang dikuasai tentara AS. Siasat yang sama dijalankan Jenderal Sudirman dan Kolonel AH Nasution saat menghadapi Agresi Militer Belanda II tahun 1949.
Vietkong berperang dengan kesabaran. Menyerang patroli-patroli tentara AS, menyerang pos-pos militer, hingga menanam ranjau di hutan. Mental tentara AS benar-benar diuji harus berperang bertahun-tahun dalam hutan. Vietkong sukses mengubah hutan Vietnam menjadi neraka hijau.
Dalam buku ‘Pokok-pokok Perang Gerilya’, Nasution menuliskan secara lengkap strategi perang gerilya, tantangan, hingga pemerintahan darurat gerilya. Buku ini diakui sebagai buku terbaik soal gerilya. Beberapa negara termasuk Amerika Serikat ikut-ikutan mempelajarinya.