Home Kisah Kisah Agen FBI Memburu Khalid Sheikh Mohammed Dalang 11 September 2001

Kisah Agen FBI Memburu Khalid Sheikh Mohammed Dalang 11 September 2001

0
358

MATA INDONESIA, NEW YORK – Namanya Khalid Sheikh Mohammed. Ia adalah pria yang merancang serangan dengan membajak pesawat untuk menabrak dua menara kembar di New York, Amerika Serikat pada 11 September 2001. Khalid bukanlah nama asing di kalangan aparat keamanan Amerika Serikat.

Kode Khalid oleh agen intelijen AS (CIA dan FBI) adalah KSM. Sudah sejak tahun 1990 an Frank Pellegrino, agen khusus FBI memburu KSM ke seluruh dunia. Pallegrino sempat kaget saat mendengar berita tragedi itu karena ia sedang berada di salah satu hotel di Malaysia. ”Ini pasti dilakukan KSM,” ujar Pallegrino saat pertama kali melihat tayangan tragedi ini.

Agen FBI Frank Pallegrino menyesal tidak menangkap Khalid Sheikh Mohammed
Agen FBI Frank Pallegrino menyesal tidak menangkap Khalid Sheikh Mohammed

Pallegrino punya teori soal ini. Baginya, hanya satu orang yang bisa merancang serangan dalam skala besar ini. Dan orang itu adalah KSM, orang yang selama ini ia cari. Memang, bagi banyak pihak, nama Osama Bin Laden adalah yang paling identik dengan serangan 11 September.

Tapi sebenarnya, arsitek serangan tersebut adalah KSM. Dia adalah orang yang punya ide serangan itu dan membawanya ke al-Qaida, kelompok yang dipimpin Osama bin Laden.

Siapakah Khalid Sheikh Mohammed?

Lahir di Kuwait, Khalid Sheikh Mohammed pernah belajar di Amerika sebelum ikut perang di Afghanistan pada 1980-an. Sebelum adanya serangan 11 September Pellegrino telah mengikutinya, Pellegrino ditugaskan oleh FBI menyelidiki pengeboman World Trade Center pada tahun 1993.

Pada pertengahan tahun 1990-an Pellegrino hampir mendapatkan KSM. Ia  melacaknya di Qatar. Ia dan tim nya ke Oman lalu menyebrang ke Qatar dan menangkap KSM, bahkan pesawat sudah disiapkan untuk nya.

Sebelum menangkap KSM, Pallegrino memberi tahu duta besar dan pejabat otoritas setempat bahwa ia akan membawa KSM. Pihak Pemerintah Qatar melalui Duta Besar AS di sana menolak penangkapan ini dan kemudian melepaskan KSM.

Pihak AS pun sebenarnya tidak menjadikan KSM sebagai target. Sehingga kegagalan penangkapan ini dianggap biasa saja.

KSM pun akhirnya bisa melarikan diri ke Afghanistan. Ia kemudian bergabung dengan Osama Bin Laden. KSM kemudian mematangkan rencana untuk menyerang AS dan kemudian melatih beberapa orang untuk menjalankan rencananya. Kecurigaan Pellegrino tentang peran KSM terbukti ketika seorang tokoh kunci al-Qaida dalam tahanan menyebut nama KSM.

”Semua orang sadar bahwa pria yang saya buru itulah yang melakukannya,” ujar Pellegrino.

Pada tahun 2003, CIA melacak keberadaan Khalid Sheikh Mohammed di Pakistan. CIA kemudian menangkapnya bersama sejumlah pejabat al-Qaida. Pellegrino yang mendengar penangkapan itu berharap KSM akan segera dibawa ke Amerika Serikat untuk diserahkan kepada dirinya. Tapi, Pallegrino kehilangan dia karena CIA membawa KSM ke sebuah tempat yang dirahasiakan.

Buronan Khalid Sheikh Mohammed
Buronan Khalid Sheikh Mohammed

CIA menyiksa KSM. Ia mengalami waterboarding (teknik interogasi tahanan dengan cara mengikat tangan dan wajah, kemudian kepalanya ditutup dan disiram air, untuk mendapatkan efek tenggelam) setidaknya 183 kali. KSM juga mengalami tekanan rehidrasi dubur, posisi stres, kurang tidur, telanjang, dan ancaman pembunuhan anak-anaknya.

Setelah mendapatkan interogasi yang cukup sadis itu, barulah dia mengakui keterlibatannya dengan peristiwa 11 September 2001.

KSM pindah ke Teluk Guantanamo pada 2006. CIA akhirnya memberikan akses kepada FBI untuk menginterogasi KSM.

Rebutan CIA dan FBI

Pada Januari 2007 Frank Pellegrino untuk pertama kalinya bertatap muka dengan KSM. ”Saya ingin memberi tahu dia bahwa saya terlibat memburu dia sejak tahun 90-an,” katanya.

Pellegrino mengaku KSM adalah pria yang sangat menarik dengan selera humor yang tinggi. Tak hanya itu, KSM sering terlihat seperti selebriti dan terlihat tidak menyesal seperti tahanan-tahanan lain. ”Saya tentu berpikir dia baik-baik saja dengan apa yang dia lakukan, tetapi dia menyukai pertunjukan itu,” katanya.

Setelah enam hari berbicara, KSM akhirnya mengakui semua perbuatannya.

Upaya selanjutnya untuk memberikan keadilan untuk para korban serangan 11 September pun gagal. Sebuah rencana untuk mengadakan persidangan di New York tersendat setelah penolakan dari publik dan politik.

”Semua orang berteriak ‘Saya tidak ingin orang ini di Amerika. Jauhkan dia di Guantanamo,” kata Pellegrino. Ia sendiri seorang warga New York.

Berikutnya adalah pengadilan militer di Guantanamo. Tetapi penundaan prosedural, plus pandemi Covid-19 yang menutup pangkalan, membuat proses ini menjadi berlarut-larut.

Pengacara Mohammed, David Nevin, telah menangani kasus ini sejak 2008. Rencana awalnya adalah segera memulai persidangan.

Tapi untuk memulai persidangan sangat sulit. Kini hakim yang akan menyidangkan adalah hakim baru.

Hakim ini harus membiasakan diri dengan sekitar 35.000 halaman transkrip sidang sebelumnya dan ribuan mosi dalam apa yang Nevin gambarkan sebagai, ”persidangan kasus pidana terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.”

Pengacara KSM, David Nevin sudah memegang kasus ini sejak 2008 rencana awal ingin langsung memulai persidangan tapi untuk memulai nya sangat sulit.  Ini yang paling kontroversial, karena kelima terdakwa semuanya di tahan secara rahasia oleh CIA.

Nevin mengaku ia sendiri bingung dengan proses pembelaan terhadap kliennya. Ketika penahanan KSM di sel paling rahasia di pangkalan angkatan laut, para pengacara justru masuk ke dalam sebuah van dengan jendela-jendela gelap selama 45 menit. Tujuannya untuk membuat mereka bingung.

Pellegrino menunda pensiun dari FBI selama tiga tahun. Ia berharap bisa menjadi saksi di pengadilan militer KSM di Guantanamo.

Sekarang Pallegrino hidup tenang di New York. Setelah keliling dunia untuk mengejar KSM, penyesalan Pallegrino adalah kegagalan menangkapnya saat di Qatar. Jika dulu dia berhasil menangkapnya, bisa jadi dia bisa mencegah terjadinya peristiwa 11 September yang menewaskan ribuan orang itu.

Reporter : Firda Padila

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here