MATA INDONESIA, JAKARTA – Kemoterapi pasti sangat tidak asing di telinga, terlebih bagi penderita kanker. Kemoterapi adalah rangkaian terapi pengobatan untuk pengidap kanker.
Pengobatan ini dapat dilakukan melalui banyak cara tergantung dari jenis kanker yang diderita. Kendati demikian, efek samping yang ditimbulkan setelah kemoterapi kebanyakan sama.
Salah satu efek yang paling menonjol adalah kerontokan pada rambut. Kerontokan ini bisa saja semakin parah hingga menyebabkan kebotakan.
Kerontokan akibat kemoterapi dipengaruhi oleh banyaknya dosis kemoterapi, semakin tinggi dosisnya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya kerontokan.
Jalur pemberian kemoterapi juga dapat memengaruhi kerontokan. Kemoterapi intravena atau melalui infus cenderung menyebabkan kerontokan pada rambut dibandingkan dengan obat-obatan yang diminum.
Ada beberapa macam obat yang digunakan dalam proses pengobatan kemoterapi yang memberikan efek yang berbeda pula pada tubuh penderita kanker.
Sebagian orang dapat mengalami sakit yang luar biasa setelah menjalani kemoterapi, namun sebagian lainnya dengan obat dan dosis yang sama tidak menunjukkan adanya efek samping.
Efek samping ini timbul akibat obat-obatan yang digunakan tidak memiliki kemampuan untuk membedakan sel kanker dan sel sehat. Sel sehat yang berada di sekitar sel kanker akan ikut rusak, hal ini yang menyebabkan efek samping setelah kemoterapi, seperti:
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan secara drastis
- Mual dan muntah
- Sesak napas
- Kelainan detak jantung
- Kulit menjadi kering
- Pendarahan, seperti mudah memar, gusi berdarah dan mimisan
- Mudah terkena gangguan psikologis
Reporter: Shafira Annisa