Jasa Pasteur Temukan Vaksin untuk Lumpuhkan Penyakit

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA- Beruntunglah ada Louis Pasteur. Saat orang-orang sibuk dengan urusan Covid-19, sejumlah ilmuwan sibuk mencari vaksin yang bisa melumpuhkan virus tersebut. Apapun jenis virus yang menyerang tubuh manusia yang bisa mencegahnya adalah daya tahan dan imun manusia itu sendiri. Pasteurlah orang yang pertama kali menemukan peran mikroorganisme dalam penyakit dan bagaimana penyakit dapat dicegah melalui vaksin.

Louis Pasteur juga dikenal sebagai ilmuwan yang berhasil menemukan cara mencegah pembusukan makanan hingga beberapa waktu lamanya dengan proses pemanasan yang disebut pasteurisasi. Ia banyak memberikan sumbangan pengetahuan di dunia kedokteran.

Louis Pasteur lahir pada 27 Desember 1882 di Dole, sebuah kota kecil di Prancis Timur. Sebagai anak muda ia menunjukkan bakatnya sebagai artis, tetapi tak memiliki kemampuan khusus di sekolah. Namun, hal ini berubah di tahun-tahun sekolah menengahnya, karena ia menjadi tertarik pada mata pelajaran ilmiah.

Pada 1842, ia menyelesaikan gelar Bachelor of Science di Besancon College Royal de la Franche dengan pujian dalam bidang fisika, matematika dan latin. Ia pindah ke Ecole Normale Superieure di Paris untuk belajar fisika dan kimia. Setelah itu, ia mendapatkan gelar doctor pada tahun1847.

Pasteur dibesarkan di kota Arbois dan ayahnya bernama Jean Joseph Pasteur, yang merupakan seorang penyamak kulit dan sersan mayor yang didekorasi dengan legion kehormatan selama Perang Napoleon. Louis Pasteur ini sangat pandai menggambar dan melukis.

Louis Pasteur memulai kariernya sebagai ahli fisika di sebuah sekolah lanjutan atas. Pada usia 26 tahun ia sudah menjadi profesor di Universitas Strasbourg, kemudian ia pindah ke Universitas Lille dan di sana pada tahun 1856, ia melakukan penemuan yang berarti sangat besar bagi bidang kedokteran.

Penemuan awalnya adalah pasteurisasi yaitu mematikan bakteri yang ada di susu dengan pemanas. Louis Pasteur ilmuwan pendukung teori Biogenesis terkenal dengan teori “Omne ovum ex vivo omne vivum ex ovo”.

Saat ia menjadi professor kimia di Universitas Strasbourg, ia bertemu dengan Marie Laurent, putri rektor universitas. Lalu mereka menikah pada 29 Mei 1849 dan memiliki lima orang anak. Meskipun hanya dua yang selamat karena wabah penyakit menular yang cukup ganas saat itu.

Louis Pasteur adalah sosok yang sangat percaya pada kerja keras, tak pernah merasa puas kepada dirinya. Ia terus bekerja sangat keras di laboratoriumnya untuk mengembangkan lebih banyak obat.

Pasteur memecahkan misteri ilmiah seperti generasi penyakit seperti rabies, antraks dan kolera ayam, dan berkontribusi pada vaksin pertama dan paling signifikan di dunia. Ia juga menjelaskan proses fermentasi untuk pertama kalinya, menemukan proses pasteurisasi, dan mengembangkan teori ilmiah penting seperti teori kuman penyakit.

Saat ia meluncurkan studinya tentang fermentasi. Pasteur berpihak pada pandangan minoritas di antara orang-orang sezamannya bahwa setiap jenis fermentasi dilakukan oleh mikroorganisme hidup. Pada saat itu, mayoritas percaya bahwa fermentasi dihasilkan secara spontan oleh serangkaian reaksi kimia di mana enzim sendiri belum secara pasti diidentifikasi dengan kehidupan memainkan peran penting.

Di laboratorium yang sederhana, ia diizinkan untuk melanjutkan studi tentang fermentasi dan berjuang keras melawan teori generasi spontan. Terjadi perdebatan dalam hal ini. Pasteur tetap bersikukuh dengan berbagai aplikasi dari proses farmentasinya itu. Ia kemudian mematenkan ciptaannya itu pada 1865 untuk melawan “penyakit” anggur. Pasteur ngotor karena ia menyadari bahwa penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme yang tak diinginkan, lalu dapat dihancurkan dengan cara memanaskan angggur yang suhunya 60 derajat hingga 100 derajat celcius. Proses tersebut kemudian diperluas ke semua jenis zat yang dapat membusuk lainnya, seperti susu.

Lalu, ia juga menemukan vaksin kolera unggas dan antraks. Pasteur pertama kali berupaya mengembangkan apa yang diketahui tentang antraks, tetapi perhatiannya dengan cepat tertuju pada kolera unggas. Penyelidikan ini mengarah pada penemuannya tentang bagaimana membuat vaksin dengan melemahkan virus tersebut.

Dalam hal ini, ia mempelajari kolera unggas setiap beberapa hari dengan mengembalikan kembali ayam-ayam ini ke dalam kandangnya yang berakibat kematian ayam-ayam lainnya yang ada di kandang tersebut.

Berbulan-bulan setelah percobaan, Pasteur membiarkan terjadi penularan penyakit pada ayam-ayam tersebut. Ketika ia kembali dan prosedur yang sama dicoba, ayam-ayam itu tidak sakit seperti sebelumnya. Pasteur dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa budaya tersebut telah mati dan tidak dapat dihidupkan kembali, tetapi sebaliknya ia terinspirasi untuk menyuntik ayam percobaan dengan virus yang mematikan. Hebatnya, ayam-ayam tersebut bertahan dan tidak menjadi sakit, mereka dilindungi oleh mikroba yang dilemahkan dari waktu ke waktu.

Setelah itu, ia telah menemukan teknik yang dapat diperluas ke penyakit lain, Pasteur kembali mempelajari antraks. Pasteur memproduksi vaksin dari hasil antraks yang dilemahkan yang memang dapat melindungi domba dan hewan lainnya. Ia melakukan percobaan dengan semua hewan dengan hasil antraks yang mematikan. Efek vaksin tak dapat disangka, semua hewan yang divaksinasi masih hidup.

Sejak tahun 1868 hingga 1894 Pasteur dilanda stroke dan sangat mengganggu kesehatannya. Ia meninggal pada tahun 1895, Paris. Pemakamannya dilakukan secara kenegaraan dan dimakamkan di Katedral Notre Dame, tetapi jenazahnya dimasukan dalam sebuah peti mati di Institut Pasteur di Paris. Peti mati itu tersebut terukir dengan karya-karya yang menyelamatkan hidupnya.

Reporter: Azizah Putri Octavina

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini