MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebelum menjadi Menteri Pertahanan, karier politik Prabowo Subianto cukup panjang, meskipun dia mengawali karier di dunia militer.
Prabowo pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus, Panglima Kostrad, salah satu pendiri Detasemen Penanggulangan Teror 81 (Gultor) bersama Luhut Binsar Pandjaitan, hingga ketua Umum Partai Gerindra.
Sebelum Partai Gerindra terbentuk, Prabowo terlebih dulu berkiprah di Partai Golkar. Ia menjadi anggota Dewan Penasihat Partai hingga mencalonkan diri menjadi ketua umum dalam konvensi calon presiden dari Partai Golkar yang digelar pada 2003.
Saat itu, Prabowo berada di posisi terbawah dengan 39 suara. Suara tertinggi diraih Akbar Tandjung (147 suara), lalu Wiranto (137 suara), Aburizal Bakrie (118 suara), serta Surya Paloh (77 suara).
Tahun 2008, Prabowo memutuskan keluar dari Partai Golkar dan pindah ke Partai Gerindra. Gerindra pada saat itu merupakan partai baru yang dibentuk dalam keadaan mendesak, sebab berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum, yakni 6 Februari 2008.
Prabowo dari Gerindra maju dalam Pilpres 2009 sebagai calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, pasangan ini kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Pada Pilpres 2014, Prabowo kembali mencalonkan diri bersama Hatta Rajasa dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan didukung barisan koalisi Merah Putih, termasuk Partai Golkar. Namun, ia kalah dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Semangat tak kunjung surut, Prabowo kembali mencoba peruntungan bersama Sandiaga Uno. Lagi-lagi, Prabowo kalah dari Jokowi-Ma’ruf Amin. Hingga pada akhirnya, Prabowo menerima jabatan sebagai Menteri Pertahanan RI dari Presiden Joko Widodo periode 2019-2024.
Reporter: Aji