MINEWS.ID, MANOKWARI – Seorang lelaki suku Minangkabau alias ‘urang awak’ yang sangat menyinta Papua, Afdillah Chudiel, menceritakan pengalamannya melalui aksi unjuk rasa anarkis 19 Agustus 2019 di Manokwari. Setelah itu dia menggambarkan betapa cantik dan ramahnya warga kota ketika anarkisme berlalu.
Lelaki yang gemar membuat vlog tentang kemajuan Papua dan Papua Barat itu yang diawali dengan peristiwa tempat tinggalnya dilempari para pengunjuk rasa anarkis. Video berdurasi 14 menitan itu diunggah di youtube 5 September 2019.
Afdillah yang sudah tiga tahun tinggal dan mengenal baik setiap sudut maupun warga Kota Manokwari Papua Barat itu, hanya berdiam diri di dalam rumahnya. Seharian dia tidak berani keluar rumah.
Tetapi aksi anarkis itu hanya berlangsung satu hari. Keesokan harinya dia keluar rumah dan tampaklah bertapa porak poranda kota cantik yang sudah mulai dicintainya.
Gedung DPRD hancur, Kantor Gubernur Papua Barat terbakar, puing bekas ban dan mobil terbakar masih berserakan dan banyak oli yang berceceran di tengah jalan.
Hari itu, 20 Agustus 2019, seluruh warga Kota Manokwari keluar rumah membersihkan puing-puing tersebut. Beberapa karyawan juga mulai merapikan kantor-kantor mereka yang masih tutup selama dua hari itu.
Beberapa warga yang melintas di puing-puing bekas aksi anarkis itu banyak yang menghentikan kendaraannya kemudian memandangi bekas amuk massa tersebut. Mereka seperti mengatakan, ‘mengapa orang Indonesia yang tega merusak rumahnya sendiri?’
Itu cerita satu hari setelah aksi anarkis. Afdillah juga membuat vlog yang menggambarkan situasi Mankowari dua minggu pasca kerusuhan atau sekitar 1 September 2019.
Manokwari sudah kembali seperti sedia kala. Seperti kota-kota lain di Jawa, Sumatera, Kalimatan, hingga Maluku, ramai dengan penduduknya yang tersenyum ramah. Afdillah pun terlihat sering bertegur sapa dengan warga kota.
Itulah yang membuat Afdillah sebagai urang awak betah tinggal di Manokwari dan benar-benar menyintai kota dan warganya.