Ini Maksud Soekarno Bangun Hotel Indonesia, Bukan Hanya untuk Asian Games Semata

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sekarang menjadi landmark bahkan ikon Jakarta, tetapi dahulu dirancang langsung Presiden Soekarno untuk mencuri perhatian dunia meski dituding sebagai ‘Proyek Mercusuar’ yang memboroskan keuangan negara. Tetapi Soekarno tetap membangun Hotel Indonesia.

Saat peresmian hotel itu 5 Agustus 1962 atau hanya dua minggu sebelum pembukaan Asian Games ke-4 di Jakarta, Soekarno mengungkapkan alasannya membangun hotel itu.

Hal itu terungkap saat sambutannya berjudul ‘Tunjukkanlah Kepribadian Indonesia.’ Jadi menurut Soekarno Hotel Indonesia adalah kepribadian bangsa Indonesia.

Kepribadian dalam kebudayaan adalah salah satu konsep politik Trisakti yang sering ia  gaungkan dalam berbagai kesempatan.

Kepribadian dalam bentuk Hotel Indonesia itu mau ia tunjukkan kepada tamu-tamu Asian Games yang memang sengaja menginap di hotel ini.

Maka, Soekarno bukan hanya datang saat peresmian hotel tersebut, tetapi juga turun langsung seperti mandor mengawasi proses pembangunan. Bahkan Sejarawan JJ Rizal menyebut Hotel Indonesia mungkin satu-satunya hotel yang gagasan dan ide awalnya termasuk proses pembangunannya berasal dari seorang presiden.

Soekarno yang juga seorang insinyur teknik sipil suatu kali membuat para pekerja pembangunan Hotel Indonesia kalang kabut karena melakukan inspeksi mendadak.

Turun dari helikopter dia langsung menuju tempat yang akan menjadi kolam renang. Saat itu pengerjaan kolam renang itu sudah 90 persen selesai. Soekarno kemudian mengambil palu dan mengetuk-ngetukkan di bagian pinggirnya.

Ia kemudian menegur para pegawai itu dan mengatakan untuk membongkar lagi kolam renang ini karena lantai dan dindingnya tidak kuat. Terbukti, saat Hotel Indonesia mengalami renovasi beberapa tahun lalu. Kolam renang adalah bagian yang tersulit saat pembongkaran karena kekuatan beton dan semennya.

Soekarno bahkan melakukan hal serupa sebanyak 17 kali di beberapa bagian hotel sampai dia mendatangkan ahli bangunan dari Singapura, Tong Nam yang berhasil memuaskannya.

Akhirnya hotel itu memang berhasil menjadi kepribadian Indonesia. Selain karena interiornya penuh dengan ragam seni Indonesia, mulai dari patung, lukisan, relief sampai mozaik dinding. Semuanya menggambarkan keindahan Indonesia. Bahkan ada bagian eksteriornya yang mencerminkan rumah gadang dari Minangkabau.

Setelah selesai pembangunannya, Hotel Indonesia menjadi hotel termegah di Asia Tenggara era tahun 1960 -an.

Tahun 1993 pemerintah menetapkan Hotel Indonesia sebagai Cagar Budaya oleh Pemda DKI Jakarta. Penampakan depan Hotel Indonesia tidak boleh berubah baik bentuk maupun warna cat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini