Bangunan Ini yang Menginspirasi Soekarno Bikin Hotel Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jika Soekarno tidak pernah melihat Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mungkin ia tak akan membangun Hotel Indonesia dengan arsitektur yang kita kenal sekarang ini.

Pembangunan Hotel ini awalnya berasal dari dana pampasan perang Jepang. Tak hanya itu, setelah jadi banyak protes dan kritikan terhadap keberadaan hotel ini. Padahal Soekarno memimpikan dan mempunyai ide untuk membangun hotel yang gaya arsitekturnya mirip Gedung PBB di New York.

Saat itu Soekarno melakukan kunjungan di New York, Amerika Serikat, September 1960. yaitu ke Gedung PBB. Ternyata bangunan itu membuat kagum presiden pertama Indonesia. Dia kagum akan kemegahannya.

Dia pun teringat dua tahun lagi Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games IV. Sementara Jakarta belum memiliki bangunan yang layak untuk menjadi kebanggaan saat tamu dan atlet se-Asia datang.

Soekarno ingin bangunan itu akan semegah dan mengagumkan seperti gedung PBB tersebut sehingga bisa dibanggakan di hadapan tamu asing.

Akhirnya dia mencari arsitek yang membangun gedung itu yaitu Abel Sorensen yang bersedia memenuhi keinginan Soekarno membangun hotel pertama di Indonesia.

Tahun itu juga, bersama istrinya Wendy, Sorensen mulai bekerja membuat sebuah hotel dengan luas 25.085 meter persegi.

Hotel itu mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together yang menggambarkan keinginan Indonesia tidak terikat dalam satu kutub aliansi tetapi mampu bekerja sama dengan semua bangsa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini