Gara-gara Membela Umat Muslim, Thomas Jefferson Dijuluki Kafir

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Kafir. Itu julukan yang diberikan kepada bapak pendiri Amerika Serikat sekaligus Presiden Amerika Serikat yang ketiga, Thomas Jefferson.

Sebutan kafir ini diberikan oleh lawan-lawan politik Jefferson karena ia dikenal memperjuangkan kaum minoritas di Amerika Serikat. Jefferson juga pejuang kebebasan beragama dan sangat pluralis.

Awal mula Jefferson dijuluki Kafir dilontarkan oleh lawan politiknya John Adams. Saat itu, Adams menuduh Jefferson sebagai seorang muslim. Akibatnya, Jefferson yang digambarkan ateis kemudian mendapat julukan “si Kafir” karena memiliki keyakinan agama lain selain Kristen.

Julukan yang dinilai telah menghina keimanannya itu dimulai pada 1776 ketika Jefferson prihatin terhadap kaum muslim yang sudah memiliki tempat sejak AS berkuasa, namun, tidak memiliki memiliki hak yang sama dengan kaum mayoritas.

Akibat ucapan Adams yang memberi julukan Jefferson “Kafir”, kemudian istilah itu menjadi sinonim untuk kaum muslim di AS sejak tahun 1776 hingga 1800an dan seterusnya. Istilah tersebut suatu penghinaan terburuk yang dilontarkan seorang Amerika.

Thomas Jefferson memang cukup intensif mendalami Islam. Meski hal itu dinilai menghina keimanannya, sebuah sentimen umum yang berlaku di kalangan Protestan di Inggris dan Amerika kala itu. Sebutan itu mungkin tak berlebihan. Pasalnya, pikiran yang dianggap “nyeleneh” itu sudah terbesit di kepala Jefferson sejak 1776.

Saat itu, Jefferson membayangkan keberadaan kaum Muslim sebagai warga negara yang sudah ada dan memiliki tempat sejak AS berdaulat. Bagi Jefferson, kaum Muslim sebagai minoritas seharusnya memiliki hak yang sama dengan penduduk mayoritas.

Selain itu, perkataan Jefferson sendiri membuat ‘kekristenannya’ dicurigai. Ucapan pluralisnya yang terkenal dalam Notes on Virginia berkali-kali dikutip oleh lawannya. Kutipan itu berbunyi: Tidak merugikan bagi saya jika tetangga saya mengatakan ada dua puluh Tuhan atau tidak ada Tuhan. Itu tidak mencurangi saya ataupun melukai saya.

Beberapa kali, Jefferson mengutip Al Quran. dalam bukunya yang berjudul “Thomas Jefferson’s Quran : Islam and the Founders”. Pada 2006, salinan Al Quran tersebut diperlihatkan kembali oleh Keith Ellison.

Al Quran Terjemahan Milik Thomas Jefferson
Al Quran Terjemahan Milik Thomas Jefferson

Keith Ellison terpilih sebagai anggota Kongres AS, saat pengambilan sumpah, ia menggunakan salinan Al Quran milik Thomas Jefferson. Lantas, orang-orang pun bertanya perihal salinan Al Quran itu. Padahal, pada 1814 buku-buku milik Jefferson yang tersimpan di Capitol and the Library of Congress hangus terbakar.

Kabar itu menyebar luas hingga sampai ke telinga penulis buku, Denise Spellberg.

“Aku sudah lama tahu bahwa Jefferson punya Al Quran, namun perhatian media terarah ke anggot Kongres itu yang menggunakan Al Quran untuk sumpahnya. Aku tidak mengira Al Quran itu selamat,” kata Spellberg yang dikutip dari situs 15 Minutes History yang dikelola The University of Texas, Austin.

Spellberg menggambarkan Al Quran menjadi ide dan gagasan bagi Jefferson memahami pluralitas dan kebebasan beragama. Ia menambahkan buku itu merupakan terjemahan terbaik Bahasa Inggris yang dibeli Jefferson tahun 1775 di toko buku di Duke Of Gloucester Street, London yang dikirim ke Virginia.

Thomas Jefferson lahir pada 13 April 1743 di Albemarle County, Virginia. Jefferson lahir dari keluarga berkecekupan. Ayahnya adalah tuan tanah yang mewarisinya lahan sekitar lima ribu hektare. Sementara, ibunya berasal dari golongan terpandang. Jefferson mengenyam pendidikan hukum di Williamsburg, Virginia.

Seperti dijelaskan laman resmi Gedung Putih, Jefferson memang bukan seorang pembicara publik. Ia lebih banyak berperan lewat tulisan. Kontribusinya lewat pena bahkan tetap bernilai sampai detik ini.

Sebagai anggota Kongres “pendiam” dari Virginia, di usia 33 tahun, Jefferson mencatatkan sejarah sebagai seorang penyusun teks Decalaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan). Deklarasi itulah yang dijadikan landasan berdirinya Negeri Amerika Serikat.

Pada tahun-tahun berikutnya, Jefferson bekerja keras untuk mewujudkan gagasannya, terutama tentang kebebasan beragama. Akhirnya, di kota kelahirannya Virginia, gagasan tersebut berhasil terwujud lewat undang-undang yang diberlakukan pada tahun 1786.

Karier Jefferson di dunia politik terus melesat. Ia sempat menggantikan Benjamin Franklin sebagai Menteri urusan Prancis pada 1785.

Lalu ketika perpolitikan mulai berkembang tajam dan terbentuk dua partai besar yakni Federalis dan Demokrat-Republik, Jefferson perlahan tapi pasti mulai mengemban kepemimpinan dalam Partai Republik. Lewat partai itu ia menyerang kebijakan Federalis dengan menentang pemerintahan terpusat yang kuat dan memperjuangkan hak-hak negara.

Reporter : Rama Kresna Pryawan

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Percepat Digitalisasi Sekolah Rakyat, Pemerintah Jalin Kolaborasi Lintas Sektor

Oleh: Laras Indah Sari Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mengakselerasi upayadigitalisasi pendidikan nasional melalui program Sekolah Rakyat. Skema kolaborasi lintassektoral pun digencarkan untuk mewujudkan transformasi digital yang menyeluruh dalampelaksanaan program pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem tersebut. Kementerian Sosial bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk mempercepat digitalisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Dukungan BNI akan mencakupsistem administrasi digital bagi siswa dan guru mulai dari proses penerimaan peserta didikbaru, kartu pintar siswa, absensi elektronik, hingga Learning Management System (LMS) yang terintegrasi.  Selain itu, BNI juga menyiapkan sistem pengelolaan penyaluran dana dari Kemensos kesekolah, payroll guru, transaksi mitra seperti catering dan laundry, serta dashboard monitoring keuangan sekolah yang seluruhnya menggunakan sistem cashless melalui QRIS dan BNIdirect. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai digitalisasi menjadi kunci penting untukmodernisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Menurutnya, digitalisasi administrasi akan membuatpengelolaan sekolah menjadi lebih efisien, transparan, dan minim kebocoran anggaran.  Melalui dashboard, pemerintah dapat memantau langsung data absensi, konsumsi gizi siswa, hingga kondisi keuangan sekolah secara real-time. Sistem digital BNI diharapkan dapatsegera direalisasikan dan diuji coba agar bisa langsung digunakan pada masa orientasi siswayang dimulai pada 14 Juli mendatang. Saat ini, proses renovasi gedung telah rampung, guru telah disiapkan, dan langkah berikutnya ialah pemasangan alat, kartu siswa, sistem absensi, serta dashboard laporan yang terintegrasi. Program Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk memutus matarantai kemiskinan struktural melalui jalur pendidikan. Sekolah Rakyat dirancang khususmenjangkau anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2 dalam Data...
- Advertisement -

Baca berita yang ini