Ganefo, Pesta Olahraga yang Dijadikan Langkah Politik Internasional Presiden Soekarno

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Olimpiade dan politik ternyata tak bisa dipisahkan, hingga memunculkan gerakan perlawanan internasional melalui perhelatan olahraga salah satunya dilakukan Presiden Soekarno.

Berawal dari kekesalan Soekarno kepada International Olympic Committee (IOC) karena Indonesia dilarang ikut berkompetisi di Olimpiade Tokyo 1964.

Dia pun membuat ajang tandingan yang diberinama GANEFO. Itu adalah singkatan dari Games of The New Emerging Forces yang saat ini diperingati setiap 10 November.

Saat itu, IOC tidak hanya melarang Indonesia tetapi juga Cina karena paham komunis dianutnya. Paham tersebut merupakan musuh negara-negara blok Barat saat itu.

Sebagai gantinya, saat menyelenggarakan Asian Games IV, Soekarno tidak mengundang Israel dan Taiwan karena ingin menjaga hubungan baik dengan negara-negara Arab dan RR Cina sekaligus menumbuhkan rasa simpati.

Sikap nya itu dikagumi Cina dan Jazirah Arab. Sehingga penyelenggaraan Ganefo mengangkat nama Indonesia.

Selain itu, memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah salah satu kekuatan baru di Benua Asia.

Asian Games Fedaration (AGF) dan IOC menganggap Indonesia melakukan pelanggaran karena membawa politik ke dalam olahraga. Namun, Indonesia justru menilai olahraga adalah politik.

Akhirnya, Ganefo berlangsung di Jakarta untuk pertama kalinya pada 10 November – 22 November 1963 yang diikuti 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa.

Di dalam negeri penyelenggaraan Ganefo diprotes banyak kalangan yang menuding Soekarno tidak peka terhadap rakyat Indonesia yang banyak hidup dalam kemiskinan saat itu.

Namun, setelah mengetahui tujuan Ganefo, dukungan pun berdatangan dari dalam maupun luar Indonesia.

Dengan adanya Ganefo ini, Soekarno ingin meningkatkan nasionalisme negara yang baru merdeka dalam pesta olahraga.

Bahkan untuk menggelar Ganefo, Indonesia mendapat bantuan dari negara peserta Ganefo, seperti Cina yang menyumbang 18 juta dolar untuk transportasi semua delegasi.

Saat itu lebih dari 450 orang wartawan hadir untuk meliput peristiwa di Gelanggang Olahraga Senayan, Jakarta. Ada 20 cabang olahraga yang diperlombakan.

Melalui Ganefo, Indonesia meraih prestasi dengan menempati urutan ketiga setelah RRC dan Uni Soviet, yang memperoleh 21 emas, 25 perak, dan 35 perunggu.

Memang, Ganefo tidak seperti olimpiade internasional lainnya yang menekankan pada juara dari kompetisi murni.

Ganefo merujuk kepada olahraga untuk memperkuat persaudaraan dan solidaritas, yang mana Bung Karno juga mengundang kontingen Indonesia ke Istana Negara.

Soekarno mengatakan, tugas atlet Indonesia bukan hanya memperlihatkan kemampuan di bidang olahraga, tetapi juga membina persahabatan dengan peserta dari negara lain.

Namun, ketika kekuasaan Soekarno diambil alih Soeharto, Indonesia kembali bergabung dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC). (Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini