MATA INDONESIA, JAKARTA – Sosok Presiden pertama RI Ir Soekarno terkenal karena keflamboyannya. Tak heran ia memiliki sembilan istri yang tak hanya orang pribumi, melainkan penduduk non pribumi.
Soekarno yang lahir pada 6 Juni 1902, tepatnya 6 Juni, ini punya nama lengkap Kusno Sosrodihardjo ini. Lahir di Surabaya, Jawa Timur. Masa kecil Soekarno lebih sering dipanggil Kusno, sang ayah yang berprofesi sebagai seorang guru di Surabaya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yang berasal dari Bali adalah Ida Ayu Nyoman Rai.
Bung Karno memang punya pesona sejak remaja. Cinta pertama Sukarno adalah seorang perempuan Belanda. Teman sekolahnya yang bernama Rika Meelhuysen. Waktu itu Soekarno adalah remaja yang masih berusia 14 tahun. Ia mengakui bahwa Rika adalah perempuan pertama yang ia cium.
Bung Karno menceritakan bahwa saat mencium perempuan Belanda itu ia merasa gugup. Soekarno mencintai Rika. Maklum cinta monyet. Sehingga ia ingin setiap hari bertemu dengan Rika.
Tak heran, setiap hari ia berusaha meciptakan momen-momen untuk bertemu dengan pujaan hatinya itu. Soekarno ingin aksinya itu tampak seperti “kebetulan” bukan karena sengaja.
Di suatu petang yang panas, Soekarno sedang naik sepeda bersama Rika Meelhuysen. Namun naas, di tikungan jalan sepeda mereka menabrak seorang laki-laki. Dan laki-laki itu ternyata adalah ayahnya sendiri, Soekemi Sosrodihardjo. Soekarno sadar, ayahnya sangat membenci Belanda.
Ia sempat ketakutan. Namun ayahnya merespons dengan tenang. Ia kemudian menyelinap masuk ke rumah masih dalam keadaan gemetar. Lalu diam-diam ayahnya mendekati dan berkata, “Anakku, tidak usah takut mengenai perasaanku tentang perempuan itu. Itu baik sekali. Bagaimana pun, hanya dengan cara itu kau dapat memperbaiki bahasa Belandamu”. Soekarno pun bisa bernafas lega mendengar teguran ayahnya itu.
Namun, tak hanya Rika yang pernah ia pacari. Ada sejumlah gadis Belanda yang pernah menjadi kekasihnya. Sebut saja Paulina Gobee, Laura, putri keluarga Raat, dan Mien Hessels.
Diantara ketiga gadis tersebut, Mien Hessels inilah yang paling disukai Bung Karno di usia 18 tahun. Bahkan dalam deskripsi buku biografinya yang ditulis Cindy Adams, Soekarno bersedia mati untuk Mien. Karena ia ingin percintaan yang serius dan berani kepada perempuan tersebut.
Saking cintanya dengan dengan Mien, Soekarno pun nekad melamar noni Belanda tersebut. Sayangnya, ia mendapat penolakan dan penghinaan yang pedih dari ayah Mien.
Menariknya, setelah Soekarno menjadi Presiden RI di tahun 60 an, ia bertemu dengan Mien Hessels saat ia sedang jalan-jalan di Jakarta. Tiba-tiba Bung Karno disapa oleh sosok wanita Belanda gemuk, tua, dan tidak rupawan. “Dapatkah kau menebak siapa aku?” tanya wanita itu pada Bung Karno.
Bung Karno pangling pada sosok wanita di hadapannya, saat ia mengatakan “Aku Mie Hessels,”. Mendengar hal ini Bung Karno dengan melakukan reaksi yang kocak.
“Ratuku yang cantik seperti bidadari itu sudah berubah jadi wanita sihir. Dengan cepat aku memberi salam padanya dan terus berjalan sembari mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena telah melindungiku. Caci-maki ayahnya dulu sesungguhnya adalah rahmat yang terselubung bagiku. Aku berterima kasih atas perlindungan Tuhan,” tutur kakak Soekarno, Wardoyo dalam buku soal kisah asmara sang adik tersebut.
Reporter: Azzura Tunisya