MATA INDONESIA, JAKARTA – Kurang dari 100 tahun setelah Nabi Muhammad SAW menjadi Rasul di Tanah Arab, Agama Islam menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Kekhalifahan Islam mulai dari dinasti Muawiyah, Abbasiyah hingga Turki Ottoman meluas hingga ke Eropa dan beberapa bagian India dan Cina.
Kekhalifahan Islam berkembang pesat hingga abad ke-17. Setelah itu pecah menjadi beberapa kerajaan Muslim yang lebih kecil. Semenanjung Arab secara bertahap memasuki periode isolasi, meskipun dua kota suci Umat Islam yaitu Makkah dan Madinah tetap menjadi jantung spiritual dunia Islam.
Pada awal abad ke-18, seorang tokoh pembaharu Islam bernama Shaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mulai menganjurkan untuk kembali ke bentuk asli Islam. Ia mulanya dianiaya oleh para ulama dan pemimpin lokal yang memandang ajaranya sebagai ancaman basis kekuasaan mereka. Akhirnya ia mencari perlindungan di kota Diriyah yang diperintah oleh Muhammad bin Saud.
Kedua orang ini kemudian membentuk kesepakatan untuk mendedikasikan diri mereka mengembalikan ajaran murni Islam kepada komunitas Muslim. Dengan semangat itu, bin Saud mendirikan Negara Saudi Pertama, di bawah bimbingan spiritual bin Abdul Wahhab.
Dinasti Saud berasal dari sosok bernama Saud Muhammad ibn Muqrin. Kakek Saud yang bernama Muqrin tinggal di kawasan Hanifah, Najd, Jazirah Arab. Mereka berasal dari daerah Dariya di kawasan Teluk Arab. Oleh karena itulah mereka menyebut daerah mereka yang mereka tempati di lembah Hanifah sebagai Dariya, yang kemudian dikenal dengan Diriyah. Saud pun memperluas wilayahnya di sekitar Diriyah.
Negara Saudi Pertama
Kiprah Saud kemudian dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Muhammad Ibn Saud yang juga dianggap sebagai pendiri Dinasti Saudi.
Muhammad Bin Saud dari Dinasti Saudi pun menyambut prinsip-prinsip Islam Abdul Wahhab. Berawal dari sinilah gerakan Wahabi bersentuhan dengan kekuasaan. Pemikiran al-Wahhab menjadi penyokong dalam membangun dua misi Dinasti Saudi yaitu politik dan agama. Tak berlangsung lama, wilayah Saud pun meluas ke sebagian jazirah Arab.
Estafet kepemimpinan Dinasti Saudi berlanjut ke Abdul Azis ibn Muhammad ibn Su’ud. Rakyat yang berada di wilayah Saud ini menjadi pengikut Wahhab. Muncullah nama Gerakan Wahabi. Mereka pun punya tujuan yang sama dengan pimpinannya, memurnikan Agama Islam ke seluruh Jazirah Arab. Dua kota suci umat Islam berhasil dikuasai mereka.
Penguasa Mekkah dan Madinah adalah Kekhalifahan Turki Utsmani. Tak tinggal diam, Kekhalifahan Turki Utsmani memerintahkan Mesir untuk merebut kedua kota suci ini. Gubernur Mesir Muhammad Ali dapat merebut kembali Kota Madinah pada tahun 1812M, dan kemudian juga Jeddah dan Madinah. Abdullah Ibn Saud yang saat itu pemimpin Dinasti Saudi menyerah dan mengakui kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmani.
Namun diam-diam Abdullah Ibn Saud memulai kembali aksi militernya. Ibrahim Pasha putra dari Muhammad Ali, bertindak untuk menghentikan aksinya. Orang-orang Dinasti Saudi kemudian diserangnya dan para pemimpinnya termasuk Abdullah Ibn Saud dikirim ke Istambul Turki. Abdullah Ibn Saud di hukum pancung, di tanah lapang di muka Masjid Aya Sophia pada tahun 1818. Dengan demikian, tamatlah riwayat Dinasti Saudi periode pertama.
Negara Saudi Kedua
Gubernur Mesir sekarang menguasai Mekkah dan Madinah. Namun karena kelelahan dan tak fokus Ibrahim Pasha malah memilih pulang ke Mesir. Akibatnya kekuasaan di wilayah ini kosong. Beberapa kepala suku mencoba menguasai dua kota suci Islam ini. Salah satunya adalah keluarga Ar Rasyid. Mereka kemudian menguasai wilayah-wilayah Dinasti Saudi di Najd. Maka sisa-sisa Dinasti Saudi meminta suaka kepada Klan Ash Shabah di Kuwait. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Dinasti Saudi periode II.
Generasi Saud berikutnya adalah Abdul Aziz ibn Abdul Rahman Al Saud (Abdul Aziz II). Sebagai salah satu Amir Dinasti Saudi mencoba menguasai kembali Jazirah Arab. Pada masa ini juga Gerakan Wahabi mendapat kesempatan lagi untuk membersihkan agama dan adat istiadat yang menurut mereka salah di tanah Arab. Abdul Aziz II pun menjadi murid mereka.
Pada masa Abdul Aziz II ini, penguasa Jazirah Arab terbagi menjadi dua yaitu wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmani dan wilayah kekuasaan Kerajaan Inggris. Inggris berkuasa atas kawasan Kuwait, Bahrain, dan pesisir Teluk Arab. Sedangkan Turki Utsmani menguasai wilayah Yaman, Hijaz dan Najd. Hijaz adalah sebutan untuk wilayah yang meliputi Jeddah, Mekkah dan Madinah, sedangkan Najd adalah sebutan untuk wilayah yang meliputi Riyadh, Ha’il. Qasim dan Syarqiyah.
Abdulaziz adalah sosok yang cerdas dan berkharisma. Lahir pada 15 Januari 1876 di Riyadh dengan nama lengkap Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Muhammad Al Saud. Ayahnya, Abdul Rahman bin Faisal harus terusir dari wilayah Saudi yang saat itu beribukota di Riyadh. Keluarga ini terusir oleh Muhammad bin Rasyid pada 1891 dan melarikan diri ke Kuwait.
Keluarga Saud jatuh dalam keadaan miskin. Namun Ibnu Saud (panggilan Abdulaziz) mendapat banyak pelajaran tentang politik sejak kepindahannya ke Kuwait tersebut. Tak jarang, ia harus mengalami dan melihat secara langsung peristiwa-peristiwa pertikaian akibat konflik internasional.
Perjuangan Ibnu Saud berawal dengan merebut kembali tanah keluarganya dari kekuasaan Dinasti Rashidi. Pada 1902, yakni ketika Ibnu Saud menginjak usia 21 tahun, ia meminta bantuan Inggris untuk merebut Riyadh termasuk membunuh Gubernur Rashidi.
Tak hanya itu, selain pasokan senjata dari Inggris, pada 1912, Ibnu Saud juga berhasil menguasai Najed dengan bantuan murid-murid Wahabi. Hingga akhirnya, Dinasti Rashidi menyerah sekaligus mengakhiri kekuasaannya di Tanah Arab pada 1922. Ekspansi kekuasaan Ibnu Saud berlanjut dengan merebut Kota Suci Mekkah dari Syarif Husain bin Ali pada 1924 serta menguasai Madinah dan Jeddah pada 1925.
Tepatnya pada 8 Januari 1926, Ibnu Saud menjadi Raja Hijaz. Penobatannya berlangsung di Masjidil Haram, Mekkah. Setelah berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jazirah Arab dari musuh-musuhnya, pada tahun 1932 Ibnu Saud menamakan tanah gabungan Hijaz dan Najd sebagai Arab Saudi. Dengan demikian, nama Saudi berasal dari nama keluarga Abdul Aziz al-Saud yang merupakan raja pertama kerajaan Saudi Arabia.
Ibnu Saud mulai membangun Arab Saudi bersama keluarganya. Di tahun yang sama juga Ibnu Saud berhasil menemukan sumber minyak bumi yang menjadi pemasukan ekonomi utama mereka. Dengan minyak bumi mereka yang melimpah membuat negara Arab Saudi yang awalnya hanya hamparan tanah tandus menjadi daerah makmur dan kaya raya sampai sekarang.