Dari William Sang Penakluk ke Ratu Elizabeth II, Inilah Dinasti-Dinasti Kerajaan Inggris

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Saat William si penakluk menyerbu dan menghancurkan Kerajaan Wessex di Inggris, mulailah periode baru di negara ini.

William yang berasal dari Normandia (Prancis Barat Daya) naik tahta di kerajaan Inggris. Sejak itu budaya Anglo-Saxon banyak terpengaruh oleh budaya Normandia (daerah barat daya Prancis). Karena William besar dan lama tinggal di Normandia, maka sewaktu berkuasa di Inggris, dia merekrut banyak pejabat yang berasal dari orang-orang Normandia. Akibatnya kebudayaan Normandia banyak merasuk ke Inggris

William banyak melakukan perubahan sosial di Inggris. Bahasa Inggris modren yang sekarang menjadi bahasa sehari-hari mulai diperkenalkan. Ia juga membuat sistem administrasi Negara. Inggris pun berubah.

Kekuasaan William berlangsung hanya beberapa tahun. Ia meninggal dan digantikan oleh anaknya William Rufus (1087 – 1100). Kerajaan Inggris pun mulai dikuasai dinasti atau keluarga.

Berikut dinasti-dinasti yang menguasai Inggris.

  • Dinasti Norman 1066–1154
  • Plantagenet 1154–1485
  • Tudor 1485–1603
  • Stuart 1603–1707
  • Interregnum 1649–1660
  • Hanover 1714 – 1910
  • Windsor 1910 – sekarang

Secara dinasti, semua raja Inggris setelah 1066 akhirnya mengklaim keturunan dari Normandia.

Suku Normandia sebagai penguasa Inggris secara bertahap memperluas penaklukan mereka baik ke sisa Kepulauan Inggris dan tanah tambahan di Benua Eropa, khususnya di Prancis modern.

Berawal pada abad ke-12, Normandia mulai membuat serangan serius ke Irlandia. Penyelesaian penaklukan wilayah Wales oleh Edward I pada tahun 1284 menempatkan Wales di bawah kendali mahkota Inggris. Meskipun upaya Edward untuk menaklukkan Irlandia gagal,

Edward III (memerintah 1327–1377) mengubah Kerajaan Inggris menjadi salah satu kekuatan militer paling tangguh di Eropa; pemerintahannya juga melihat perkembangan penting dalam undang-undang dan pemerintahan—khususnya evolusi parlemen Inggris.

Dari tahun 1340-an raja-raja Inggris juga mengklaim mahkota Prancis, tetapi setelah Perang Seratus Tahun,  Inggris kehilangan semua tanah mereka di Prancis, kecuali Calais. Pecahnya Perang Mawar berikutnya pada tahun 1455 memastikan Inggris tidak pernah lagi dalam posisi untuk secara serius mengejar klaim Prancis mereka.

Setelah gejolak Perang Mawar, dinasti Tudor memerintah selama Renaisans Inggris dan sekali lagi memperluas kekuasaan monarki Inggris di luar Inggris, khususnya mencapai penyatuan penuh Inggris dan Kerajaan Wales pada tahun 1542.

Dinasti Tudor berhasil menguasai Irlandia. Meski inilah awal mula petaka perseteruan warga Inggris dan Irlandia yang berujung kepada persoalan agama Katolik dan Protestan.

Raja Henry VIII kemudian memicu Reformasi Inggris dengan memutuskan persekutuan antara Gereja Inggris dan Gereja Katolik Roma. Namun cucu perempuannya Mary I mengubahnya kembali ke Katolik. Kekuasaan Gereja Katolok di Inggris pun tak bertahan lama. Mary terusir dan posisinya digantikan oleh Elizabeth I. Inggris mengalami masa kejayaan di era Elizabeth. Sayangnya ratu ini hingga akhir hayatnya tidak menikah. Saat ia meninggal, keponakannya, James VI yang menjadi Raja Skotlandia mendapat tahta Kerajaan Inggris. Ia kemudian menggabungkan dua kerajaan ini menjadi satu dengan nama Britania Raya.

Penulis: Deandra Alika Hefandia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wabup Sleman : Ini Komitmen Kita Untuk Membersamai Seluruh Umat Beragama

Mata Indonesia, Sleman - Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menghadiri kegiatan Doa Syukur Umat Hindu dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-108 Kabupaten Sleman yang bertempat di Pura Widya Dharma, Dero, Wedomartani, Ngemplak pada Minggu (12/5).
- Advertisement -

Baca berita yang ini