Cerita Sedih Masa Tua Bung Hatta, Tak Mampu Bayar Iuran Air hingga Berjuang Melawan Sakit

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Dikenal sebagai proklamator dan Wakil Presiden Indonesia pertama, Dr. (HC) Drs. H. Mohammad Hatta atau yang dikenal dengan sebutan Bung hatta adalah sosok yang sederhana dan bersahaja. Hatta lahir di Hindia Belanda pada 12 Agustus 1902 dengan nama Mohammad Athar.

Hatta muda tumbuh menjadi sosok yang gigih. Kegigihan itu tercermin jelas pada semangatnya dalam memperjuangkan pergerakan nasional dan ekonomi Indonesia.

Sempat menjadi Wakil Presiden Indonesia yang pertama dan Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Hatta I, Hatta II dan RIS, Hatta akhirnya mundur dari pemerintahan pada tahun 1956 usai berselisih dengan Presiden Soekarno. Kala itu, Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Tak banyak yang tahu, Hatta sempat menjalani hari-hari memprihatinkan di masa tuanya. Bung Hatta pernah kesulitan membayar iuran air dan pajak bumi bangunan lantaran uang pensiun yang kecil. Hal ini sampai membuat Gubernur Jakarta kala itu, Ali Sadikin mengusulkan Bung Hatta sebagai warga kota utama sehingga tidak perlu membayar iuran air dan PBB.

Bung Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah sebelas hari dirawat di sana. Selama hidup, Bung Hatta pernah dirawat di rumah sakit sebanyak 6 kali, yakni pada tahun 1963, 1967, 1971, 1976, 1979 dan terakhir pada Maret 1980.

Di akhir hayat, jenazah Hatta dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta dengan upacara kenegaraan yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden ketika itu, Adam Malik. Bung Hatta wafat di usia 77 tahun.

Pemerintah Orde Baru memberikan gelar Pahlawan Proklamator kepada Bung Hatta pada 23 Oktober 1986 bersama dengan Bung Karno. Kemudian, pada 7 November 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi menetapkan mendiang Bung Hatta bersama Bung Karno sebagai Pahlawan Nasional.

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini