MATA INDONESIA, JAKARTA – WS Rendra lahir dari keluarga Katolik taat. Di awal kariernya, Rendra banyak menuliskan sajak tentang agama dan Tuhan sesuai dengan keyakinannya sebagai Katolik, seperti terangkum dalam “Balada Orang-orang Tercinta” (1957).
Namun, selama belajar drama dan seni di Amerika Serikat dia sering sekali gelisah. Untuk menetralkan kegelisahan itu, Rendra mempelajari agama Budha dan agama-agama Asia lainnya.
Salah satunya Agama Krisyna yang saat itu sedang tren di kalangan anak muda Amerika. Tetapi, Rendra tetap tertarik belajar Islam dan semakin memperdalam kajiannya. Cerita ketertarikan Rendra terhadap Islam di Amerika ini terungkap dari tulisan sastrawan Ajip Rosidi dalam biografi si Burung Merak ini. Ajib, ternyata juga menjadi tempat WS Rendra menumpahkan kegelisahannya soal agamanya.
Menurut Ajip, salah satu pengaruh terbesar Rendra untuk memeluk Islam adalah Syu’bah Asa yang sejak itu masih menjadi mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga dan anggota aktif Bengkel Teater.
Syu’bah Asa memperlihatkan naskah Barzanji yang diterjemahkannya kepada Rendra. Barzanji merupakan buku berisi pujian dan doa untuk Nabi Muhammad Saw yang ditulis Sayid Ja’far al-Barzanji.
WS Rendra menyukai naskah itu. Ia kemudian mementaskannya di Bengkel Teater. Pementasan itu menarik perhatian dan sambutan yang hangat para kritikus sehingga beberapa kali pentas ulang di berbagai kota.
Berkat pertunjukan itu, Rendra semakin memantapkan hatinya masuk Islam. Sampai akhirnya, ia mengucap dua kalimat syahadat di depan Kiai Ghifar Ismail di rumah penyair Taufik Ismail.
Setelah masuk Islam, WS Rendra menikahi Sitoresmi Prabuningrat, istri keduanya. Karenanya, banyak yang beranggapan alasan masuk Islam hanya untuk berpoligami.
Tetapi Ajip yakin bukan itu alasan sebenarnya. Sebagai orang yang menyaksikan pergulatan batin Rendra, dia percaya ada hal yang lebih dalam sehingga membuat Rendra beralih keyakinan.
Kesungguhan Rendra yang akhirnya memeluk Islam terlihat oleh Ajip saat Rendra menjalankan syariat sehari-hari seperti shalat.
Setelah WS Rendra menganut Islam, Ajip juga menyaksikan perilaku maupun puisinya terhadap ajaran Islam memiliki tingkat keseriusan yang mendalam, dan tentu saja dengan pemahaman yang mendalam pula.
Bukan hanya serius menegakkan shalat, berdasarkan kesaksian Ajip, Rendra juga berhenti mengonsumsi daging babi dan alkohol yang sering dia lakukan sebelumnya. Rendra juga meninggalkan hal-hal yang berbau mistis.
Puisinya pun lebih sering memiliki konsep ajaran Islam, seperti konsep mengenai ujian, titipan dari Allah, hubungan batin antara individu dengan Allah, syukur, keadilan Allah, dan konsep inti dari ajaran Islam, yaitu keberserah-dirian. Hingga akhirnya, Rendra menghembuskan nafasnya setelah Izrail menjemputnya pulang.
Reporter: Nabilla Rahadiantinur