MATAINDONESIA, MOJOKERTO – Pernahkah kalian mendengar nama buah maja? Kalau di sekitar Jawa, buah ini begitu melimpah. Saking banyak dan mudahnya ditemui di pinggir-pinggir jalan, orang-orang bahkan jarang melirik buah satu ini.
Masyarakat enggan menyantap buah ini karena rasanya yang pahit. Namun dari rasa pahit buah ini, Raden Wijaya kemudian mendirikan kerajaannya dengan nama Majapahit. (10 November 1293 – 1527).
Berdasarkan naskah Pararaton, Nagakartagama, Kidung Ranggalawe, Kidung Harsawijaya yang diabadikan dalam Prasasti Kudadu (1294 M) dan Prasasti Sukamrta (1296 M), konon saat Raden Wijaya dan para pengikutnya babat alas Tanah Tarik, sebuah hutan yang tandus di Trik, sebelah selatan Surabaya, mereka menemukan banyak pohon maja yang sedang berbuah.
Menurut para pengikut Raden Wijaya saat melakukan babat alas, buah yang mereka temukan itu rasanya pahit. Karena itu, mereka kemudian memberi nama daerah itu sebagai maja-pahit.
Nama ini lantas mengilhami Raden Wijaya untuk menamakan nama kerajaanya. Kerajaan ini kemudian menjadi kerajaan terbesar di Nusantara saat diperintah keturunan Raden Wijaya, Raja Hayam Wuruk yang dibantu Mahapatih Gajah Mada. Kedua orang ini berhasil menyatukan wilayah Nusantara.
Seperti dikutip dari Historia.Id, Raden Wijaya mendirikan kerajaannya setelah ia dan mertuanya Raja Singasari Kartanegara diserang pasukan Jayakatwang dari Kediri. Kerajaan Singasari runtuh dan Raden Wijaya melarikan diri dengan dilindungi abdi-abdi setianya.
Di usianya yang masih muda, Wijaya harus melarikan diri hingga menyeberang ke Madura. Aria Wiraraja, adipati Madura, menyarankan Wijaya untuk pura-pura menyerah kepada Jayakatwang untuk mendapatkan kepercayaannya.
Wijaya mengikuti saran itu. Setelah Jayakatwang percaya, Wijaya meminta daerah Trik untuk dibuka menjadi desa. Dia berdalih desa itu akan dijadikan pertahanan terdepan jika harus menghadapi musuh yang menyeberang melalui Sungai Brantas. Dengan bantuan Wiraraja, Wijaya membuka daerah Trik menjadi desa dengan nama Majapahit.
Ketika Trik masih berupa desa, Wijaya diam-diam memperkuat diri dengan mengambil hati penduduknya, terutama orang-orang yang datang ke Tumapel dan Daha. Dia menunggu saat yang tepat untuk membalas dendam kepada Jayakatwang.
Bertepatan dengan masa itu, pada awal 1293, tentara Khubilai Khan datang ke Jawa untuk menghukum Kertanagara karena telah melukai utusan Mongol, Meng Qi. Namun, Kertanagara telah dihabisi Jayakatwang. Akhirnya, Wijaya bersama pasukan Mongol menyerang Daha dan menundukkan Jayakatwang. Setelah itu, Wijaya menyerang balik dan mengusir Mongol dari Jawa. Padahal, sebelumnya Wijaya berjanji akan tunduk pada Khubilai Khan jika pasukan Mongol membantunya menyerang Jayakatwang.
Maka, ditahbiskanlah Raden Wijaya sebagai raja Majapahit pada 10 November 1293.