MINEWS, INTERNASIONAL -Â Korea Utara mulai tak melihat adanya harapan yang terang mengenai peluang perundingan denuklirisasi dengan Amerika Serikat. Harapan itu disebut kian menipis dari waktu ke waktu, seiring bungkamnya Washington belakangan ini.
Meski begitu, pejabat Kementerian Luar Negeri Korut Jo Chol Su masih membuka pintu jika AS mau mengadakan pembicaraan serius dan harus ada hasil atau kesepakatan yang dicapai, tak nihil seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya.
“Kami menunggu jawaban pada akhir tahun ini. Kami sudah memberi banyak waktu untuk AS,” ujar Jo Chol Su, Jumat 8 November 2019.
Korut baru akan mulai serius jika AS sepakat untuk tidak sekadar berbicara dan berceramah, apalagi sampai memberi sanksi sepihak.
Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi pernyataan Jo perihal menipisnya peluang pembicaraan. Namun seorang juru bicara mengatakan belum ada pertemuan yang akan diumumkan.
Pada Oktober lalu, AS dan Korut telah melanjutkan pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea di Swedia. Korut mengklaim negosiasi tersebut kembali berujung kegagalan.
Pembicaraan soal denuklirisasi juga pernah mempertemukan antara Donald Trump dan Kim Jong Un. Namun, dari beberapa kali pertemuan, lagi-lagi tak ada hasil atau kesepakatan yang dicapai.