MATA INDONESIA, LONDON – Auooo…teriakan khas dari Tarzan. Siapa tidak kenal Tarzan, tokoh rekaan Edgar Rice Burroughs. Mulai dari film layar lebar, film kartun, komik hingga merchandisenya bertebaran dimana-mana.
Edgar Rice Burroughs, lahir 1 September 1875 di Chicago, Illinois adalah seorang penulis cerita petualangan Amerika yang terkenal. Ia menciptakan salah satu karakter paling populer dan abadi dalam fiksi, Tarzan. Burroughs, yang sempat frustrasi dalam bisnisnya, mulai menulis cerita fiksi ilmiah sebelum muncul dengan ide tentang seorang pria yang besar dan tinggal bersama kera di hutan Afrika.
Anehnya, premis esensial dari cerita Tarzan tidak masuk akal. Dan Burroughs belum pernah melihat hutan. Tapi masyarakat pembaca tidak peduli. Tarzan menjadi sangat populer. Burroughs menjadi kaya seiring dengan meningkatnya ketenaran Tarzan. Berkat eksploitasi petualangannya dalam film bisu, talkie, serial radio, komik strip, dan akhirnya program televisi termasuk film layar lebar.
Perjalanan hidup Burroughs, sebelum menjadi pengarang, selalu seperti membentur tembok. ”Saya menulis bukan karena ada dorongan untuk menulis, atau kecintaan menulis. Tetapi karena saya adalah beristri serta memiliki dua anak. Tanpa uang, semuanya akan berantakan,” kata Burroughs. Tarzan telah menyelamatkannya, dan malah membawanya ke kemashyuran.
Keluarga Kaya
Burroughs berayahkan Mayor George Tyler Burroughs dan Mary Evaline. Ayahnya seorang pengusaha kaya. Burroughs mendapat pendidikan di sekolah swasta sejak kecil. Setelah ikut Akademi Militer Michigan, dia bergabung dengan Kavaleri AS dan bertugas selama satu tahun di Amerika Barat. Malas dengan suasana militer, menggunakan koneksi keluarga, Burroughs keluar dan kembali ke kehidupan sipil.
Burroughs mencoba beberapa bisnis. Ia memutuskan bekerja di pengecer terkemuka Sears, Roebuck, and Company. Namun tak lama, dia frustrasi karena kariernya mentok.
Ia menikahi Emma Hulbert, seorang wanita cantik tetangganya. Mereka dikaruniai dua anak, Joan dan Hulbert. Istrinya meninggal dan Burroughs menikah lagi dengan Florence Gilbert yang memberinya seorang anak, John Coleman Burroughs.
Ia mulai menulis ketika berumur 35 tahun — setelah, gagal pada setiap usaha yang ia rintis. Ia banyak berganti pekerjan: menjadi koboi di Idaho; penambang emas di Oregon, polisi jalan kereta api di Utah; dan banyak lagi. Ia malah pernah bekerja sebagai akuntan, padahal ia buta akuntansi. Untung atasannya lebih buta akuntansi, hingga membuat Burroughs bisa bertahan beberapa waktu. Setelah itu ia membuka bisnis sendiri, dan gagal. ”Saya harus menggadaikan perhiasan istri dan jam tangan saya untuk membeli makanan,” katanya.
Ia lantas menjadi agen penjual serutan pensil. Sembari menunggu anak buahnya, ia mulai menulis. Ia, memang, sebelumnya telah banyak membaca majalah picisan, yang berisi hanya cerita. ”Kalau orang bisa mendapat uang dengan menulis cerita bualan seperti ini, saya juga bisa,” kata Burroughs.
John Carter
Keyakinannya terbukti. Imajinasi pertamanya bukanlah Tarzan, tetapi tokoh rekaan John Carter dan Planet Mars. Cerita pertamanya itu terbit pada tahun 1912 – berjudul Dejah Thoris, Princess of Mars – dibeli seharga 400 dolar, dan dimuat berseri di majalah All-Story. ”Berapa pun jumlah uang yang saya terima sekarang, tak ada yang menyamai rasa gembira saya ketika menerima uang 400 dolar itu,” kata Burroughs.
Pada tahun 1911, ketika publik terpesona oleh teori adanya kehidupan di Planet Mars, Burroughs pun menulisnya. Kisah itu pertama kali muncul di majalah fiksi ilmiah, dan akhirnya diterbitkan sebagai buku dengan judul A Prince of Mars .
Ceritanya menampilkan karakter, John Carter, seorang pria Virginia yang bangun di Mars. Sesudah itu jalan hidupnya berubah. Saat menulis John Carter, Burroughs menemukan karakter lain. Ia tertarik dengan hutan belantara di Afrika. Ia membuat Tarzan, putra seorang bangsawan Inggris yang keluarganya terdampar di Hutan Afrika. Ibunya meninggal dan ayahnya dibunuh. Anak laki-laki yang bernama Inggris John Clayton, dibesarkan oleh spesies kera. ”Saya menulisnya di belakang kertas surat tak terpakai,” katanya.
Tarifnya pun naik, kini 700 dolar. Setelah menyelesaikan beberapa cerita, setahun kemudian ia memutuskan menggantungkan hidupnya dari menulis.
Tapi Tarzan belum muncul dalam bentuk buku. Karenanya penghasilan Burroughs hanya datang dari penjualan naskahnya ke majalah. Ia, mencoba menawarkan Tarzan ke penerbit buku. Tapi, semua penerbit terkemuka Amerika, dan 13 penerbit Inggris, menolak menerbitkannya.
Untunglah seorang editor koran Evening World tertarik pada Tarzan, dan memuatnya berseri di korannya. Jadilah Tarzan makin terkenal, dan membuat A.C. McClurg&Co — yang awalnya menolak menerbitkannya — berpikir ulang untuk menerbitkannya.
Kaya Raya
Menulislah tiap hari, nasihat Burroughs. Dan itu pula yang ia lakukan. Karenanya ia menghasilkan dua lusin lebih buku Tarzan, tujuh belas buku seri Mars dan Venus, tujuh buku seri Pellucidar yang ber-setting di pusat Bumi, Burroughs kemudian mendirikan penerbit sendiri, dan bahkan juga perusahaan film sendiri.
Di antara semua tokoh rekaannya, Tarzan paling terkenal. Komik dan film — lebih dari 50 film jumlahnya — membawa nama Tarzan ke rumah-rumah di seluruh dunia. Dari film bisu tahun 1918 dan menjadi film pertama yang mereguk satu juta dolar dalam sejarah. Film serial dengan bintang peraih medali emas Olimpiade Johnny Weissmuller (pernah tayang di TVRI pertengahan tahun70-an), hingga film animasi Disney.
Pada 19 Maret 1950, saat sendirian di rumahnya dan usai membaca komik mingguan, ia meninggal. Pria yang bukunya terjual ratusan juta eksemplar di seluruh dunia ini pernah mengatakan, ”Saya menulis karena ingin lepas… lepas dari kemiskinan.” Tetapi, ternyata, yang ia peroleh lebih dari itu. Ia memperoleh kemashyuran.
Reporter : Nabila Kuntum Khaira Umma