Aliran Kebatinan dan Freemason, Jadi Alasan Soekanto Dicopot dari Kapolri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seandainya tidak ada politisasi perwira Polri yang menudingnya terlalu mengurus aliran kebatinan dibandingkan membangun kepolisian Indonesia, jabatan Menteri Panglima Angkatan Kepolisian (Menpangak) yang setara Kapolri itu tetap dilepaskan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo 14 Desember 1959. Selain aliran kebatinan Soekanto juga terlibat dengan perkumpulan Freemason.

Perihal tudingan aliran kebatinan sebagai penyebab mundurnya Soekanto dari jabatan Menpangak sebenarnya tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Rongrongan para perwira polisi tersebut hanya menjadi alasan penguat karena Soekanto menolak disatukannya angkatan perang dan angkatan kepolisian dalam satu organisasi yaitu ABRI, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Namun, Presiden Soekarno bersikeras sehingga lelaki yang wafat 24 Agustus 1993 dan dimakamkan 25 Agustus 1993 tersebut lebih memilih mengundurkan diri dari jabatan Kapolri atau setara dengan Menteri Muda Kepolisian dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal atau jenderal bintang tiga.

ABRI terbentuk melalui Tap MPRS No. II dan III tahun 1960, saat ABRI terdiri dari Angkatan Perang dan Polisi Negara. Berdasarkan Keppres No. 21/1960 sebutan Menteri Muda Kepolisian ditiadakan dan selanjutnya disebut Menteri Kepolisian Negara bersama Angkatan Perang lainnya dan dimasukkan dalam bidang keamanan nasional.

Di dalam organisasi aliran kebatinan, bahkan Freemason, Soekanto bukan orang baru. Saat mempunyai jabatan baru mengikutinya.

Soekanto sudah diperkenalkan dengan hal-hal kebatinan saat berusia 10 tahun oleh ayahnya sendiri.

Sedangkan keanggotannya di Loji Purwa-Daksina yang merupakan loji kemasonan pertama dan seluruh pengurus serta tata pengajarannya bernuansa Indonesia. Soekanto kemudian dilantik menjadi anggota Loji Purwa-Daksina pada 8 Januari 1954.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini