Akibat Kecelakaan Pesawat, 5 Maskapai Penerbangan Ini Bangkrut

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kecelakaan yang menimpa pesawat Sriwijaya Air tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta bukanlah insiden pertama. Sebelumnya, sederet peristiwa kecelakaan dialami oleh berbagai maskapai penerbangan di Indonesia, bahkan dunia.

Kecelakaan bukanlah rekam jejak yang bagus untuk sebuah maskapai dan dapat menjadi salah satu faktor kebangkrutan. Beberapa perusahaan penerbangan diketahui telah tutup yang dilatarbelakangi insiden kecelakaan.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini 5 maskapai penerbangan yang bangkrut akibat kecelakaan:

  1. Adam Air (Indonesia)

Adam Air merupakan maskapai penerbangan yang mulai beroperasi pada 2002 dan menjadi salah satu yang digandrungi masyarakat Indonesia pada masanya karena biayanya yang murah. Pada 1 Januari 2007, pesawat Boeing jenis 737-400 milik Adam Air yang terbang dari Surabaya menuju Manado mengalami kecelakaan. Pesawat yang membawa 102 penumpang tersebut diketahui kehilangan arah di atas perairan Sulawesi karena sistem navigasi yang rusak dan kegagalan sambungan pada autopilot.

Karena insiden itu, Eropa melarang maskapai Indonesia masuk ke wilayahnya akibat kekhawatiran sistem keselamatan yang lemah.

Kecelakaan pesawat itu juga menjadi salah satu yang kontroversial karena tim SAR kesulitan menemukan bangkai pesawat selama beberapa pekan.

Berdasarkan hasil penyelidikan, terbukti adanya kelalaian dalam perawatan dan pengecekan pesawat. Akibatnya, Adam Air mendapat sanksi administratif yang ditinjau ulang setiap 3 bulan. Setelah tidak ada perbaikan kinerja dalam waktu 3 bulan, izin terbangnya dicabut dan Adam Air dinyatakan bangkrut oleh pemerintah.

  1. Flash Airlines (Mesir)

Flash Airlines merupakan maskapai penerbangan carter asal Mesir yang mulai beroperasi pada 1996 dengan dua pesawat Boeing 737. Pada 3 Januari 2004, pesawat Boeing 737-300 maskapai ini dengan penerbangan nomor 304 mengalami kecelakaan. Saat itu, pesawat jatuh di Laut Merah setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sharm el-Sheikh, yang menewaskan 148 penumpang yang sebagian besar adalah turis dari Prancis.

Kementerian Penerbangan Sipil Mesir dibantu oleh pihak Amerika Serikat bekerja sama dengan pihak penerbangan sipil Prancis untuk mengadakan penyelidikan itu. Hasil penyelidikannya, diketahui bahwa kesalahan berada pada sang pilot yang melakukan keputusan yang salah pada saat lepas landas. Namun, pihak Mesir menolak hasil itu dengan alasan kesalahan pada pesawat. Dua bulan berselang setelah kecelakaan itu, Flash Airlines mengalami kebangkrutan.

  1. Air Florida (Florida)

Air Florida merupakan maskapai penerbangan bertarif rendah di Amerika Serikat yang beroperasi dari tahun 1971 hingga 1984. Pada 13 Januari 1982, pesawat 90 Air Florida menghantam jembatan 14th Street Bridge di Washington DC saat hendak menuju Bandara Internasional Hollywood di Florida. Pesawat Boeing jenis 737-200 tersebut mengangkut 74 penumpang dan lima kru kabin. Diketahui, empat penumpang dan satu pramugari selamat dalam kecelakaan tersebut.

Hasil penyelidikan menyebutkan bahwa kecelakaan tersebut adalah kesalahan sang pilot yang gagal menghidupkan sistem perlindungan es internal yang digunakan untuk mencegah gangguan saat badai salju.

Dua setengah tahun setelah kecelakaan tersebut, maskapai Air Florida pun ditutup. Beberapa ahli mengatakan kebangkrutan tersebut disebabkan oleh kecelakaan naas itu. Sebagian lainnya berpendapatkan kebangkrutan terjadi akibat tarif maskapai yang semakin kompetitif.

  1. Birgenair (Turki)

Birgenair merupakan maskapai penerbangan asal Turki yang didirikan pada tahun 1988.  Pada 6 Februari 1996, pesawat Boeing jenis 757-225 dari maskapai ini mengalami kecelakaan setelah lepas landas dari Bandara Internasional Gregorio Luperon, Puerto Plata saat hendak menuju Frankfurt.

Penerbangan yang berisikan 189 penumpang dan kru pesawat tersebut menghantam tanah dengan keras yang menyebabkan semua penumpang tewas.

Berdasarkan hasil penyelidikan, kesalahan terjadi pada pilot yang tidak memedulikan mesin indikator kecepatan angin yang tidak bekerja dengan benar. Sang pilot diketahui tidak membatalkan penerbangan meskipun indikator kecepatan angin rusak. Akibatnya, saat pesawat dipindah menjadi sistem otomatis, komputer tidak bekerja dengan benar sehingga terjadi kecelakaan. Karena kecelakaan tersebut, pada akhir tahun 1996, Birgenair dinyatakan bangkrut.

  1. Fly Jamaica Airways (Jamaika)

Fly Jamaica Airways mulai beroperasi pada 2012 dengan hanya satu pesawat, yakni sebuah Boeing 757-23N dengan registrasi N524A. Maskapai ini mengoperasikan penerbangan ke Amerika Serikat dan Kanada dari Jamaika dan Guyana.

Pada November 2018, satu-satunya pesawat maskapai ini mengalami kecelakaan saat menuju Toronto dan mendarat darurat di Guyana. Setelah pendaratan, pesawat melawati landasan. Dikarenakan hal itu serta masalah finansial, maskapai ini pun tutup.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini